Welcome to my blog..... Thank's to visit...! Jangan lupa? tinggalkan komentar anda...
Minggu, 01 Januari 2012
Tidak Belajar ???
“Tidak Belajar Sehari adalah Sebuah Kesalahan”
“Tidak Belajar Seminggu adalah Sebuah Kebodohan”
“Tidak Belajar Setahun adalah Sebuah Kemiskinan dan Kemelaratan”
“Dan TIDAK BELAJAR Seumur Hidup adalah Sebuah Warisan Yang Berbahaya buat Keturunan”
Yang Berdiri ''GobloG''
He... he.. Sobat Senyum, kadang-kadang kalau sudah masuk masa perpeloncoan mahasiswa baru atau ospek atau apapun namanya, suka ada kakak mahasiswa yang nyari muka dengan cara yang heboh, padahal posisi mukanya tetap pada tempatnya sehingga tidak perlu dicari-cari lagi.
Nih contohnya. Tiba-tiba di pagi hari dalam kelas yang semuanya diisi oleh calon mahasiswa baru, masuklah seorang kakak kelas dengan berakting marah yang luar biasa. “Kalian semua memang Goblok, masa semuanya tidak tahu yang namanya orang Goblok, dasar Goblok.... Ayo yang Goblok berdiri!” Ya terang aja tidak ada yang mau berdiri, karena selain takut dimarahin kan yang berdiri artinya goblok.
“Yang Goblok ayo berdiri!” perintahnya sekali lagi.... suasana kelas pun hening mencekam ... si Kakak mulai merasa puas, hatinya berkata, “He... he... gua kerjain lu semua!”. Tapi tiba-tiba ada salah seorang calon mahasiswa yang berdiri dengan sedikit ragu..
Kakak : (Membentak!) Hei Siapa kamu?
Doni : Saya Doni, Kak!
Kakak : O jadi ini rupanya orang yang membuat biang kerok, sehingga semuanya jadi goblok.
Doni : Maaf Kak, bukan saya ....
Kakak : Lha, bukan kamu! (Heran) Terus ngapain kamu berdiri dasar goblok!
Doni : Kata kakak kan tadi yang goblok harus berdiri..., terus terang Kak, saya ga enak melihat kakak berdiri sendirian ....
Hmm , Sobat Senyum, satu lagi peringatan buat kita, rupanya kita seringkali melupakan kesalahan kita dan seenaknya menyalahkan orang lain. Astaghfirullahal ‘aziim...
Nih contohnya. Tiba-tiba di pagi hari dalam kelas yang semuanya diisi oleh calon mahasiswa baru, masuklah seorang kakak kelas dengan berakting marah yang luar biasa. “Kalian semua memang Goblok, masa semuanya tidak tahu yang namanya orang Goblok, dasar Goblok.... Ayo yang Goblok berdiri!” Ya terang aja tidak ada yang mau berdiri, karena selain takut dimarahin kan yang berdiri artinya goblok.
“Yang Goblok ayo berdiri!” perintahnya sekali lagi.... suasana kelas pun hening mencekam ... si Kakak mulai merasa puas, hatinya berkata, “He... he... gua kerjain lu semua!”. Tapi tiba-tiba ada salah seorang calon mahasiswa yang berdiri dengan sedikit ragu..
Kakak : (Membentak!) Hei Siapa kamu?
Doni : Saya Doni, Kak!
Kakak : O jadi ini rupanya orang yang membuat biang kerok, sehingga semuanya jadi goblok.
Doni : Maaf Kak, bukan saya ....
Kakak : Lha, bukan kamu! (Heran) Terus ngapain kamu berdiri dasar goblok!
Doni : Kata kakak kan tadi yang goblok harus berdiri..., terus terang Kak, saya ga enak melihat kakak berdiri sendirian ....
Hmm , Sobat Senyum, satu lagi peringatan buat kita, rupanya kita seringkali melupakan kesalahan kita dan seenaknya menyalahkan orang lain. Astaghfirullahal ‘aziim...
Pola Masalah
Masalah yang dihadirkan Allah kepada kita bisa menjadi UJIAN tapi bisa juga menjadi AZAB. Tergantung kita menempatkannya. Dan tergantung dosa-dosa kita. Mulai saat ini, dengan keyakinan penuh dari hati, marilah kita selalu berpikir positif terhadap masalah yang datang silih berganti. Karena masalah adalah ibarat kesulitan yang menghadirkan suatu keistimewaan.
Mari kita perhatikan lebih seksama beberapa tanda semesta berikut. Layang-layang bisa terbang tinggi justru ketika gerakan angin berani ia hadapi, melawan arah angin bukan searah mengikuti. Pohon bisa tumbuh subur tinggi justru ketika diberi pupuk yang bau bukannya diberi minyak wangi. Makan terasa nikmat, justru ketika sudah lapar berat. Minum terasa menyegarkan justru ketika haus kian tak tertahankan. Bahkan sang bintang pun bisa terlihat terang, justru ketika sang bintang berani muncul di antara kegelapan malam.
Ya, ketika hadir sebuah masalah maka segeralah mengingat Allah lebih dalam dan lakukanlah INSTROSPEKSI, dan berpikirlah, “Apa yang sudah saya lukakan, sehingga hadir masalah ini?” Berpikir ke depan dan visioner itu sangatlah baik, tetapi melihat ke belakang sekilas saja, flash back, insya Allah akan membuat Anda menginjak gas mobil kehidupan Anda dengan lebih yakin.
Ibarat Anda sedang mengendarai mobil, tentunya membutuhkan kaca spion sebelum melakukan aksi terobosan yang memukau. Namun demikian, Anda dilarang untuk selalu melihat kaca spion, sebab bagaimanapun juga finish pasti ada di depan, tidak mungkin ia ada di belakang Anda. Ya, tak baik terlalu lama melihat masa lalu, maafkanlah ia, dan fokuslah pada kenikmatan Allah yang dihadirkan hari ini, seraya bergeraklah ke depan menuju kenikmatan-kenikmatan berikutnya.
Artinya, “kaca spion” yang saya maksud adalah kemampuan Anda untuk melakukan aksi INTROSPEKSI dengan cepat ketika masalah itu hadir menimpa Anda. Tanyakanlah ke dalam diri Anda, ke dalam hati yang terdalam di dalam diri Anda, di mana di sana ada ALLAH yang menggenggam hati Anda.
Tanyakanlah kepada hati Anda, artinya tanyakanlah kepada Allah. “Ya Allah, apa maksud semua ini, apa yang harus aku lakukan, aku berserah penuh pada keteraturan yang Engkau buat ya Allah”. Ketika AZAB/PERINGATAN yang menjemput Anda maka segeralah bertaubat dengan beristighfar, sedangkan tatkala yang hadir itu sebuah UJIAN maka sesungguhnya UJIAN itu hadir sebagai Anugrah, sebab berbagai ujian itulah yang melahirkan potensi dan kualitas Anda yang sejati di kemudian hari.
Ya, kadang kita masih bingung apakah Kesulitan yang hadir ini berupa AZAB/PERINGATAN ataukah UJIAN/ANUGERAH. Namun, Jika Anda sudah terbiasa membersihkan diri maka hati kecil Anda akan menginformasikan kepada Anda apakah masalah/kesulitan tersebut sebuah AZAB/PERINGATAN ataukah justru sebuah UJIAN/ANUGERAH.
Namun secara prinsip, berdasarkan apa yang penulis alami dan amati, ternyata apabila Anda mendapatkan kesulitan setelah sebelumnya Anda berlaku maksiat, maka kesulitan itu biasanya sebuah PERINGATAN/AZAB, dan ketika Anda mendapatkan kesulitan karena sedang meraih atau mengejar sebuah keinginan/impian/do’a, dan Anda pun tidak sedang berlaku maksiat, maka insya Allah kesulitan itu hadir sebagai UJIAN/ANUGERAH.
Semakin besar keinginan Anda, maka semakin kuat ujiannya. Tapi tak jarang pula Kesulitan hadir sebagai perpaduan antara Peringatan dan Ujian, perpaduan antara Azab dan Anugrah. Hal ini bisa saja terjadi disebabkan ketika Anda sedang mengejar sebuah impian, namun Anda pun tetap melakukan perbuatan maksiat, apalagi dalam mengejar impian itu, Anda terlalu ambisius sehingga nyaris lupa bersyukur, nyaris lupa menikmati kehidupan “saat ini” Anda, dan sibuk membayangkan kenikmatan “masa depan” Anda yang belum pasti. Tapi di balik itu semua, yakinlah bahwa setiap kesulitan yang diikhlaskan dan di-istighfarkan, insya Allah akan melahirkan kemudahan-kemudahan yang penuh dengan keberkahan.
Sahabat, ingatlah bahwa Anda tak perlu berlama-lama di episode INTROSPEKSI ini. Yang jelas tak perlu salahkan siapapun ketika Anda melakukan proses introspeksi ini. Mohon diingat, ini adalah sebuah aksi introspeksi bukanlah identifikasi. Introspeksi itu ke dalam sedangkan identifikasi itu seringkali keluar dan akhirnya berujung pada kesimnpulan bahwa masalah tersebut hadir karena kesalahan orang lain, dan Anda hanyalah korban. Dan itu pastinya kesimpulan yang merugikan Anda. Jangan pernah merasa menjadi KORBAN, apapun masalah Anda.
Sahabat Solusi, ketika masalah itu hadir maka ada pola standar yang harus Anda lakukan. Sungguh, bukan masalahnya yang menjadi masalah, tapi bagaimana sikap Anda ketika masalah itu hadir. Masalah itu adalah sebuah kepastian, tetapi sikap Anda dalam menghadapi masalah itu adalah sebuah pilihan.
Setelah Anda sukses berintrospeksi, maka lanjutkan dengan segera pada langkah AKSI SOLUSI yang luar biasa. Ketahuilah, bahwa Solusi dari masalah Anda seringkali tidak berada pada masalah-masalah yang Anda miliki. Tetapi Solusi Anda berada pada KEHENDAK ALLAH, dimana ALLAH memiliki kehendak bahwa DIA akan membantu Anda jika Anda mau membantu hamba-hamba Allah lainnya.
Itu sebabnya, mulai hari ini JANGAN LAGI MENYELESAIKAN MASALAH Anda dengan cara yang biasa. Tidak perlu habiskan energi untuk terlalu fokus mencari solusi dari permasalahan Anda. Sebab hakekatnya Anda secara pribadi tak memiliki kemampuan apapun untuk menyelesaikan masalah-masalah Anda. Hanya ALLAH yang mampu. Laa haula walaa quwwata illaa billaah.
Dalam Surat ALAM NASYRAH kita disuruh MENYELESAIKAN urusan kita dengan bersungguh-sungguh. Nah, tahukah Anda, Apakah URUSAN KITA itu?
Urusan kita bukanlah permasalahan pribadi kita, tapi urusan kita adalah membantu menyelesaikan permasalahan orang-orang di sekitar kita. Artinya apa? jika ENGKAU, ingin permasalahanmu beres, maka bantulah bereskan atau selesaikan permasalahan orang-orang di sekitarmu. Perhatikan hadist berikut.
Dari Abdullah bin Umar ra, bahwa Rosulullah saw bersabda : "Seorang muslim dan lainnya adalah bersaudara, karenanya janganlah menganiaya saudaranya sendiri dan jangan membiarkannya tersiksa. Siapa saja yang memenuhi hajat saudaranya, maka Allah akan memenuhi hajatnya. Dan siapa saja yang memudahkan kesulitan orang lain, niscaya Allah akan melepaskan kesulitannya di hari Qiyamah. Dan barang siapa yang menutup aib orang lain, niscaya Allah menutupi aibnya di hari Qiyamah." (H.R. Muttafaq Alaih alias Bukhori-Muslim).
Sebetulnya, Masalah itu dihadirkan sebagai ujian apakah kita bisa bersabar dan bersyukur, atau dihadirkan sebagai azab agar kita kembali (taubat) dan istighfar (minta ampun).
Dan setelah itu kita bisa dekat kembali dengan-Nya, lalu fokus membantu sesama, jaga kualitas kekhusyuan Sholat dan ibadah lainnya, dan bertawakallah secara penuh kepada Allah SWT.
Sobat Solusi, jangan sampai gara-gara kita memiliki masalah, justru kita malah menjadi :
1. Tidak khusyu sholatnya
2. Tidak mau membantu sesama karena merasa bahwa "saya lah yang seharusnya dibantu".
3. Tidak bertawakkal kepada Allah SWT.
Jadi bantulah sesama maka Allah akan membantu kita. Nah, apakah makna ini semua? Sebelumnya, mari kita bayangkan, seandainya MANUSIA di seluruh dunia ini, hanya fokus kepada masalahnya masing-masing, maka bagaimana mungkin bisa terjadi sinergi yang baik. Bahkan, saya pun dulu pernah tidak jadi berbuat baik karena saya teringat atau fokus kepada masalah saya. Saat itu, ketika saya mau bersedekah kepada seseorang, tiba-tiba ada bisikan pikiran .. "Hai Zen, kok kamu ini ga tahu malu ya, kamu sendiri kan banyak hutang, eh malah sedekah.. apa gak malu sama Allah?" Astaghfirullah....
Sobat Solusi sekalian, mari kita ambil sebuah pembelajaran dari peristiwa tersebut, yaitu jangan sampai kita gagal berbuat kebaikan disebabkan kita fokus kepada masalah kita, cukuplah pengalaman ini menimpa saya.
Nah, kesimpulannya adalah ketika Anda hari ini sedang memiliki MASALAH, maka sebenarnya Anda sedang diberikan "tanda" oleh Allah bahwa ada orang-orang di sekitar Anda yang sedang butuh bantuan Anda. Pasanglah antene kebajikan itu, dan lakukan searching dengan hati terdalam Anda... kemudian rasakanlah.... lalu bantulah mereka...., maka perhatikan apa yang terjadi dalam kehidupan Anda ketika Anda berhasil membantu menyelesaikan masalah-masalah mereka. Tak perlu heran jika justru masalah Anda secara AJAIB menjadi selesai tuntas, atas bantuan Allah SWT.
Bukan Masalahnya yang menjadi Masalah, tapi bagaimana sikap Anda ketika masalah itu hadir. Sebab, ternyata dengan washilah berbagai masalah itulah yang membuat Anda tetap berTAHAN dan berTUHAN. Itu sebabnya, Jangan besar-besarkan masalah Anda, sehingga Anda lupa membesarkan Allah, yang memberikan sousi dari masalah Anda.
So, jangan Katakan, "Wahai Allah, masalahku sangat besar," tapi katakanlah, "Wahai masalah, Allah itu Maha Besar."
sumber: cahayasemesta.
Frekuensi Cinta, Pelet, dan Santet
Alhamdulillah....
Rupanya hidup ini hanyalah permainan Frekuensi...., ingin berada di frekuensi yang mana kah kita hari ini, itu adalah pilihan kita sendiri...
Jika kita berbicara tentang KEMUDAHAN, berarti kita sedang membicarakan Frekuensi KEMUDAHAN. DAN kalau kita bicara Frekuensi KEMUDAHAN maka ada Frekuensi lainnya yang bernama KESULITAN. Dan Allah sudah memberikan DUA Pilihan kepada kita, ingin pilihan yang MEMUDAHKAN ataukah ingin pilihan yang MENYULITKAN. Hanya saja seringkali bahwa pilihan yang MEMUDAHKAN pada awalnya terlihat SULIT, begitupun sebaliknya.
Pada hakikatnya Allah tidak menyediakan KEMUDAHAN dan KESULITAN itu secara BERGILIRAN, tapi secara BERSAMAAN. Allah siapkan KEMUDAHAN itu 24 jam sehari dan Allah pun siapkan KESULITAN itu 24 jam sehari, kita tinggal mau pilih yang mana? FREKUENSI mana yang akan kita gunakan.
Itu sebabnya penting yang namanya LATIHAN. Sebab Latihan adalah usaha untuk "Menyamakan Frekuensi" dengan hal yang kita INGINKAN.
Kalau ingin bisa BERMAIN PIMPONG maka kita harus Latihan PIMPONG.
Kalau ingin bisa BERMAIN VOLLEY maka kita harus Latihan VOLLEY
Kalau ingin hidup MUDAH maka harus LATIHAN HIDUP MUDAH, yaitu hidup tanpa TERIKAT BEBAN.
Itu sebabnya, MEMAAFKAN itu adalah Latihan Hidup Mudah, Latihan Hidup Berlapang Dada, Latihan Hidup Bebas Beban Kotoran Hati; sehingga jika kita RAJIN MEMAAFKAN maka kita akan diselimuti oleh berbagai kemudahan.
"Memaafkan" adalah membangun FREKUENSI HIDUP MUDAH. Itu sebabnya orang yang enggan memaafkan ialah orang yang sedang bersukarela untuk hidup SULIT secara Sejati.
Selain MEMAAFKAN, berikut ini adalah beberapa LATIHAN HIDUP MUDAH :
1. Menyerahkan Beban kepada Allah (Tawakkal). Dengan Tawakkal maka hidup kita menjada ringan.
2. Bersyukur, dengan bersyukur berarti kita fokus kepada kemudahan dan kenikmatan, dan kita akan mendapatkan dan merasakan apa yang kita fokuskan.
3. Memberi Sedekah, dengan memberi sedekah berarti kita Melepas Berbagai Materi yang Memberatkan Kehidupan kita, karena seringkali materi yang ada itu mengikat jiwa kita. "Memberi Sedekah" adalah sebuah LATIHAN agar kita tidak membiasakan diri terikat kepada materi.
Nah, apakah hubungan FREKUENSI ini dengan Cinta, Pelet, dan Santet?
Anda adalah makhluk elektromagnetik yang memancarkan frekuensi. Hanya hal-hal yang berada dalam frekuensi yang sama dengan frekuensi yang Anda pancarkanlah yang bisa datang ke pengalaman Anda. Setiap orang, peristiwa, dan situasi di dalam hari Anda memberitahukan di frekuensi mana Anda berada. (Rhonda Byrne - The Secret)
Ayoooo... frekuensi apa yang hari ini sedang Anda pancarakan? lihat saja kondisi orang-orang di sekitar Anda, kondisi lingkungan yang ada di sekitar Anda, apakah banyak koruptor? hehe
Baiklah, disinilah pentingnya menyeimbangkan antara SYUKUR dan IMPIAN. Karena, kalau kita terlalu banyak bermimpi yang terjadi adalah kita akan kehilangan rasa syukur, kalau hanya fokus bersyukur tanpa bermimpi, maka akan tidak mudah untuk diduplikasikan.
Walaupaun ada yang komentar, "Pak, saya tak perlu impian, karena dengan saya terus bersyukur ternyata Allah memenuhi semua kebutuhan saya"..
Nah, dari pernyataannya ia masih mengetahui bahwa ia memiliki KEBUTUHAN artinya ia memiliki IMPIAN. Hanya saja, impiannya tidak dia umbarkan ke semesta, hanya dia "bisikkan" saja kepada Sang Ilahi Yang Maha Mendengarkan dan Maha Mengabulkan.
Artinya, sebetulnya kita semua PUNYA MIMPI, tapi ada yang TERANG-TERANGAN dan ada yang DIAM-DIAM, silakan saja dua-duanya boleh, yang tak boleh adalah TERANG-TERANGAN tak mempunyai impian, atau DIAM-DIAM menjadi putus asa karena tak kunjung sampai kepada impiannya.
IMPIAN memiliki Frekuensi...
dan SYUKUR pun memiliki Frekuensi..
Nah tugas kita, bagaimana caranya MENSELARASKAN Frekuensi Impian dengan Frekuensi Rasa Syukur. Caranya bisa dibaca pada note saya di www.cahaya-semesta.com yang berjudul "1 Jengkal".
Nah, sekarang kita masuk ke poin pembahasan utama, khususnya yang ditunggu oleh para bujang yaitu tentang Cinta, Pelet, dan Santet....
Sebelumnya, mohon keikhlasannya untuk mempersiapkan diri. Ya, silakan persiapkan diri Anda untuk rileks... tenang menerima kenyataan yang sedang dan akan terjadi.... tarik nafas yang dalaam...pelaaan..terus tariiik...tahan 4 hiitungan...hembuskan perlahan...ucapkan istighfar dan hamdalah....dan katakanlah "Ya Allah saya terima semua kenyataan yang akan ditulis oleh Kang Zain, maafkanlah ia, ampuni semua dosa-dosanya, dan maafkanlah kami semua. Dan kami serahkan semuanya kepadaMu, karena Engkaulah Pemilik Kebenaran Sejati".
Hmmm, oke saya rasa Anda sudah siap Sahabatku...
Anda tentunya sudah pernah Jatuh Cinta (atau Bangkit Cinta..terserah deh) kepada seseorang. Dan biasanya ada rasa "deg-degan" di dada sebagai pertanda bahwa Qolbu Anda sudah terikat dan tertarik kepada orang yang Anda cintai. Bahkan, sedikit saja "gacoan" Anda bergerak maka rasanya sudah tertarik Qolbu ini secara duahsyat, nyaris keluar dari dalam dada ... Ya, jangankan tubuhnya yang bergerak, baru mendengar namanya saja maka bergetarlah seluruh alam semesta mikro di tubuh Anda. Subhaanallah... daya ikat yang nyata...
Padahal, ketika kita berbicara tentang Frekuensi Cinta yang murni maka seharusnya yang hadir adalah getaran-getaran yang berbeda... terikat memang...tergetar memang... tapi keterikatan dan getarannya menimbulkan ketenangan, bukan kegelisahan.
Sehingga, jika kita sedang Jatuh Cinta kepada seseorang maka salah satu rahasianya agar jiwa kita tidak gelisah adalah : LEPASKANLAH IKATAN Qolbu Anda kepada orang itu dan alihkan kepada Allah yang Maha Mengikat. Allahush Shomad, Allah tempat bergantung, Allah tempat mengikat. Maka kegelisahan akan berubah menjadi ketenangan, sehingga Cinta sejati bisa muncul dan menarik cinta sejati lainnya... yaitu pernikahan..bukan pacaran...
Sahabatku yang penuh gairah dalam ketenangan yang sejati....
Ketika cinta hadir maka biasanya secara otomatis kita memiliki KEINGINAN untuk MEMILIKI orang yang kita cintai. Dan itulah IMPIAN kita, sang Gacoan Cinta yang penuh pesona. Apakah impian cinta itu masih dipendam atau sudah diakui dan diproklamirkan ke semesta. Dan biasanya, ketika keinginan itu kuat mengikat Qolbu, maka yang terjadi adalah "kegelisahan" bahkan "super gelisah". Malam gak bisa bangun...makan susah sedikit...karena selalu terbayang-bayang bayangannya..hehe.
Sedangkan kegelisahan bermain pada "Frekuensi Kesulitan". Sehingga, ketika kita gelisah maka kita sedang mengundang kesulitan di dalam kehidupan kita, baik kita mendapatkan impian kita ataukah kita tidak mendapatkan impian kita. Yakni apakah kita jadi menikah dengannya, atau bahkan cuman pacaran plus maksiat, atau bahkan cuman sampai dilamar lalu ditolak, atau bahkan juga kenalan aja gak sempet... Hmm, pokoknya rugi deh kalau pondasinya kegelisahan.... apalagi kalau sampai nikah... sayang banget kan kalau kita menikah dengan pondasi kegelisahan... ayooo..yang dulu kayak gitu pas nikahnya...segera beristighfar dan ubahlah frekuensi Anda... ^_^
Dengan demikian, tugas Anda yang sedang Jatuh cinta adalah : "HILANGKAN KEGELISAHAN" dan hadirkan FREKUENSI KETENANGAN. Sehingga, apapun yang terjadi kelak atas IMPIAN Anda tersebut maka Anda tetap TENANG dan BAHAGIA, sebab Anda sedang mengundang ketenangan dan kedamaian ke dalam hidup Anda. TENANG SAJA, Allah PASTI memberikan yang TERBAIK dan TERPANTAS untuk Anda.... "Boleh jadi kamu mencintai sesuatu padahal itu sangat buruk bagimu... (Q.S. 2:216)"
Itu sebabnya, IMPIAN dan SYUKUR itu harus berada dalam satu paket. Artinya, Impian Anda terhadap orang yang Anda kasihi harus Anda imbangkan dengan rasa syukur Anda terhadap orang yang sudah ada di sekitar Anda. Anda tidak perlu membayangkan si do'i yang Anda impikan itu "seolah-olah" sudah menjadi milik Anda, lalu Anda syukuri keberadaannya sambil asyik membayangkan yang "iya-ya" hehe... bukan begitu... sebab kalau begitu bisa mendatangkan kemudaratan "yang tak terduga" di dalam kehidupan Anda, itulah rasa syukur yang menghadirkan kegelisahan... syukur yang salah alamat..hehe...
Lalu kumaha atuh? Yakni, cukup dengan mensyukuri dengan sepenuhnya...melatih rasa kasih dan cinta Anda sepenuhnya...melatih memberi ketulusan dan pengorbanan sepenuhnya...kepada orang-orang yang sudah "dititipkanNya" kepada Anda... : ibu Anda, Ayah Anda, saudara-saudara Anda.... yang mana ketika Anda melatih diri untuk terus mencintai... maka "KEMAMPUAN CINTA" Anda terus bertambah, Frekuensi Anda akan terus meningkat, sehingga ALLAH menganggap Anda PANTAS menerima amanah cinta lainnya... dan bisa jadi amanah itu adalah "gacoan Anda".... asyiiiik... alhamdulillaah..... segala puji, keindahan, dan kehebatan hanya milik Allah Subhaanahuwata'aalaa
Oke kita lanjutkan...
Intinya bahwa semua kejadian yang ada di muka bumi ini memiliki frekuensinya masing-masing, yang secara garis besar bahwa Frekuensi itu dibagi mejadi dua yaitu : Frekuensi Baik (Kemudahan) dan Frekuensi Tidak Baik (Kesulitan).
Contoh Frekuensi Baik : Cinta, Kasih Sayang, Ikhlas, Taqwa, Teliti, Berlapang Dada, Berserah, Bertekad, Yakin, dan Tenang.
Contoh Frekuensi Buruk : Curiga, Kesal, Malas, Egois, Kecewa, Dendam, Merasa Hebat, Sombong, Marah, Gagal Tawadhu, dan Gelisah.
Dan berbagai Frekuensi ini "terselimuti" oleh amal. Sedangkan kebanyakan kita mudah tertipu oleh "Amal yang terlihat". Amal boleh saja menipu banyak orang, tapi Frekuensi yang kita bangun itu adalah jujur. Nah, Allah melihat frekuensi apa yang kita pancarkan, bukan sekedar meliaht amal apa yang kita lakukan.
Tentang hal ini ada "empat tingkat" Frekuensi dan amal:
1. Amalnya Terlihat Tidak Baik, Frekuensinya Tidak Baik
Amalnya Pelet, Frekuensinya Egois
Amalnya Korupsi, Frekuensinya Malas Bekerja..
2. Amalnya terlihat baik, frekuensinya tidak baik
Amalnya Sholat, tapi Frekuensinya Sombong.
Amalnya Sedekah, tapi frekuensinya Curiga.
3. Amalnya Terlihat Tidak Baik, frekuensinya baik
Amalnya mencuri, tapi frekuensinya terpaksa untuk bertahan hidup
Amalnya menceritakan "kehebatan diri", tapi frekuensinya berbagi pengalaman hidup sebagai pembelajaran untuk semua..
4. Amalnya Terlihat Baik, Frekuensinya Baik
Amalnya Menikah, Frekuensinya Cinta
Amalnya Tahajud, Frekuensinya Ikhlas
Nah, karena dalam kehidupan ini kita berhadapan dengan manusia biasa, maka "Sebisa mungkin bermainlah hanya di frekuensi tingkat 4 : Amalnya Terlihat Baik, Frekuensinya Baik, atau kalau terpaksa maka sesekali bermainlah di tingkat 3 : Amalnya terlihat tidak Baik, tapi Frekuensinya Baik."
Nah, Sahabat TCH yang berbahagia...
Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa setiap Frekuensi akan menarik Frekuensi yang sama. Kalau Frekuensi tingkat 1 yang sering digunakan maka kita akan mendapatkan banyak orang-orang bertipe 1 di sekitar kita, kalau frekuensi tingkat 4 yang kita pancarkan maka banyak orang-orang bertipe 4 berada di sekitar kita. Nah frekuensi di tingkat mana yang sering Anda pancarkan?
Begitupun dengan Cinta...
Jika Anda memiliki Cinta dengan frekuensi tingkat 4, yakni tujuannya menikah dan lalu dilakukan dengan prosedur yang baik dan indah, maka insya Allah Anda akan mendapatkan pasangan yang memancarkan frekuensi yang sama dengan Anda. Tapi jika Anda menikah dengan frekuensi "sekedar menggugurkan hawa nafsu secara halal" maka tak perlu heran jika pernikahan Anda hanya dipenuhi dengan berbagai hal yang sifatnya "sekedar menggugurkan kewajiban". Sebuah kehidupan yang dipondasikan rasa malas yang tinggi, lumayan membosankan...
Kini kita bicara tentang santet dan pelet
Nah jika ada orang yang ingin nyantet atau melet, maka tentu saja artinya frekuensi santet dan peletlah yang sedang ia bangun. Perkara itu masuk Frekuensi tingkat 1. Itu sebabnya jika Anda disantet, maka tetaplah berada di frekuensi tingkat 4, sehingga frekuensi santet yang dipancarkan oleh orang lain kepada Anda tidak akan nyambung.
Tapi karena iman itu kadang naik dan kadang turun, maka terkadang ketika frekuensi iman kita turun ke level 3, 2, bahkan sampai level 1, maka bisa saja efek dari santet itu akan berpengaruh. Semakin lama turunnya maka semakin dalam pengaruhnya. Nah, kalau seseorang disantet lalu ia pergi ke dukun agar tidak kena santet, maka ia JUSTRU sedang menjerumuskan dirinya masuk ke frekuensi 1. Dan ini sangat berbahaya...
Frekuensi tingkat 1 akan ampuh memengaruhi frekuensi tingkat 1 lainnya dan "masih cukup ampuh" memengaruhi frekuensi tingkat 2. Tapi frekuensi tingkat 1 akan kesulitan memengaruhi frekuensi tingkat 3 apalagi sampai memengaruhi manusia yang berada di frekuensi tingkat 4.
Tentu saja, kecuali Allah berkehendak lain.... sebab DIAlah yang menguasai frekuensi di alam semesta ini...
sumber : cahayasemesta
Saya Belajar
Saya belajar, bahwa saya tidak dapat memaksa orang lain mencintai saya. Saya hanya dapat melakukan sesuatu untuk orang yang saya cintai...
Saya belajar, bahwa butuh waktu bertahun-tehun untuk membangun kepercayaan dan hanya beberapa detik saja untuk menhancurkannya...
Saya belajar, bahwa sahabat terbaik bersama saya dapat melakukan banyak hal dan kami selalu memiliki waktu terbaik...
Saya belajar, bahwa orang yang saya kira adalah orang yang jahat justru adalah orang yang membangkitkan semangat hidup saya kembali serta orang yang begitu perhatian pada saya...
Saya belajar, bahwa persahabatan sejati senantiasa tumbuh walau dipisahkan oleh jarak yang jauh. Beberapa di antaranya melahirkan cinta sejati...
Saya belajar, bahwa jika seseorang tidak menunjukkan perhatian seperti yang saya inginkan, bukan berarti bahwa dia tidak mencintai saya...
Saya belajar, bahwa saya harus belajar mengampuni diri sendiri dan orang lain, kalau tidak mau dikuasai perasaan bersalah terus-menerus...
Saya belajar, bahwa lingkungan dapat memengaruhi pribadi saya, tapi saya harus bertanggung jawab untuk apa yang telah saya lakukan...
Saya belajar, bahwa dua menusia dapat melihat sebuah benda, tapi kadang dari sudut pandang yang bebeda...
Saya belajar, bahwa tidaklah penting apa yang saya miliki, tapi yang penting adalah siapa saya ini sebenarnya...
Saya belajar, bahwa tidak ada yang instant atau serba cepat di dunia ini, semua butuh proses dan pertumbuhan, kecuali saya ingin sakit hati...
Saya belajar, bahwa saya harus memilih apakah menguasai sikap dan emosi atau sikap dan emosi itu yang menguasai diri saya...
Saya belajar, bahwa saya punya hak untuk marah, tetapi itu bukan berarti saya harus benci dan berlaku bengis...
Saya belajar, bahwa orang-orang yang saya kasihi justru sering di ambil segera dari kehidupan saya...
Selamat belajar……. !!!
Nikmati dan syukuri
Dalam hidup ini kita harus hadapi,jalani,nikmati dan syukuri.karena hidup suatu anugrah dari sang maha pencipta…hadapi dan jalani apapun maslahnya,karena orang hidup tidak lepas dari suatu masalah jadikan hati kita seluas samudra yg bisa menampung dan menyelesaikan suatu masalah .
emang kadang hidup ini tidak adil,itu kenyataan yg tidak bisa dihindarkan mengeluhpun tidak ada gunanya dan tidak merubah suatu apapun..Kehidupan akan terus mengalir seperti air,begitu banyak orang mengeluh tentang dirinya mungkin begitu banyak masalah yg dihadapinya ada juga yg bilang dirinya tidak berguna dan menyalahkan Tuhannya…bagai mana bisa…!!!
Ingat …kita ini pemenang sejak lahir,kita ini salah satu seperma yg lolos keruang rahim,kita melawan ribuan seperma begitu banyak yg ingin lolos keruang rahim,cuman kita yg lolos keruang rahim karena kelincahan dan kecepatan kita sehingga berhasil masuk,kemudian Tuhan meyempurnakan kita lalu diberi ruh dan jiwa kemudian dikeluarkan ke alam ini seharusnya kita ini bangga dan bersyukur….Bergembiralah karena tuhan tidak pernah menyuruh tuk bersedih…dan bersedihlah bila melihat sesama(mahluk hidup termasuk alam) menderita dan rusak.
Allah swt menciptakan kita untuk digunakan dan berguna karena tuhan tidak pernah membuet sampah didunia ini hanya kita yg membuat sampah,jadi berbuat baiklah antar sesama..Begitu banyak alam ini memberi kepada kita,begitu juga alam ini membutuhkan perlindungan dan perhatian kita…kenapa kita hanya bisa merusak dan merusak kenapa hanya mau enaknya aja….??? kita sebagai manusia aja bisa marah tentu alam ini juga bisa marah kalo tidak diperhatiin dan tidak dijaga kelestariannya.
Sebenernya dalam hidup ini imbal balik/pantulan seperti kita melempar sebuah bole ke dinding kemudian bola itu balik lagi kekita…Apabila kita berupaya baik maka yg akan balik kekita lebih baik dan apa bila berbuat buruk maka yg akan balik keburukan….
Emang kadang hidup itu gak adil mengeluhpun tidak merubah suatu apapun…maka bertindaklah seperti orang lain lakukan dan berbuatlah yg tidak lajim yg tidak mungin menjadi mungkin itu yg membuat kita bernilai dan berharga…Ingat Tuhan tidak merubah suatu hambanya kecuali diri kita yg merubahnya itu dalam pirmannya…Tuhan hanya memberi petunjuk dan jalan,tentu dgn dua jalan dan kedua-duanya mempunyai resiko..maka ambilah yg resikonya memuliakan kita lakukanlah dgn jalan yg baik dan santun…perhatikan beribi-ribu tahun orang telah membuktikan hanya berupaya baik hasilnya akan baik…
Keberhasilan bukan sebuah takdir,tapi hasil kombinasi dari Do’a,Impian dan bersungguh-sunguh dalam berusaha dan bersukur apa yg sudah diberi dari sang maha kuasa…
Wujudkanlah impianmu,lakukanlah dan wujudkan impianmu yg terdekat/impian yg kecil2 dulu yg sesuai dgn kemampuan kita….dengan impian yg kecil-kecil lama-lama akan terkumpul menjadi besar dengan seiring jalannya waktu…Ingat keraguan adalah yg pertama kali membunuh impian kita,maka lakukanlah seakan kamu akan hidup lebih lama dan berdo’a seakan kamu akan mati besok…
Kegagalan bukan akhir dari segalanya..Perhatikan berapa banyak orang yg sering gagal menjadi orang hebat dan sukses….kalo mau gagal ,sekalian gagal yg besar…
Setialah pada kebaikan dan kebenaran…
Resep Kebahagiaan dan Kesuksesan
Resep Kebahagiaan dan Kesuksesan
Ringankan hidupmu dengan cara menerima beban yang ada,
Ikatlah hasratmu dengan cara melepaskannya,
Marahlah pada sesama dengan cara memaafkannya,
Isilah wawasanmu dengan cara mengosongkan kehebatanmu,
Yakinlah atas azammu dengan cara berserah diri padaNya
Dapatkan yang terbaik dengan cara Memberikan yang terbaik,
Kritiklah orang lain dengan cara istighfar, introspeksi, dan memperbaiki diri sendiri,
Kecilkan masalahmu dengan cara membesarkan Allah,
Cintai yang bukan mahrommu dengan cara mencintai mahrommu karena Allah...
Begadanglah dengan cara Sholat Tahajud yang nikmat...
Redakan emosimu dengan cara Tilawah Quran yang tartil sepenuh hati,
Kayakan dirimu dengan cara Sedekah yang tak kau hitung-hitung balasannya
Kejarlah makhluk dengan cara membiarkannya berlari,
Kejarlah dunia dengan cara mengejar akhirat,
Kejarlah akhirat dengan cara mengejar Tuhan,
Kejarlah Tuhan dengan cara-Nya,
Kejarlah kehidupan dengan cara siap menerima kematian,
Kejarlah kuantitas dengan cara memperbaiki kualitas,
Kejarlah jodoh dengan cara mempersiapkan diri :
Siap menerima kekurangannya
Siap menerima perbedaan
Siap menerima kritikannya
Pintarkan otakmu dengan cara membersihkan hatimu,
Marketingkan produkmu dengan cara memarketingkan dirimu di hadapan Allah SWT...
Aturlah anakmu...Aturlah istrimu... Aturlah anak buahmu..Aturlah umatmu...Aturlah semestamu...dengan cara :
"jangan pernah mengatur mereka, kecuali sekedar taushiyah dan peringatan saja, sebab hanya yang Maha Mengatur kehidupan ini yang dapat memberikan hidayah kepada mereka, dan kepadamu..."
10 langkah membangun keikhlasan dan pembersihan diri
Untuk meningkatkan keikhlasan dan terus melakukan tazkiyatun nafs (pembersihan diri), maka berikut kami sampaikan 10 langkah efektif untuk membangun keikhlasan dalam bekerja, keikhlasan dalam menghadapi hidup, dan keikhlasan dalam menyikapi berbagai masalah di pekerjaan Anda.
1. Menerima – Mengakui - Menyesali
2. Memaafkan - Mengasihi
3. Melepaskan – Memisahkan – Teknik 1 Jengkal
4. Menyerahkan – Mempercayakan padaNya
5. Minta ampun kepadaNya
6. Beribadah Khusyu
7. Berdo’a dengan YAKIN
8. Memberi - Memberi - Memberi
9. Bersabar – Bersyukur
10. Berserah TOTAL padaNYA
Maksud dari 10 langkah di atas adalah bahwa ketika Anda menemukan masalah dalam kehidupan Anda, dalam lingkungan pekerjaan Anda, maka AWALI dengan melakukan langkah “Menerima-Mengakui-Menyesali”. Maksudnya adalah TERIMA SEUTUHNYA bahwa masalah itu memang diperuntukkan bagi diri Anda, sehingga AKUI saja bahwa masalah itu hadir karena sejatinya memang Anda lah yang mengundangnya dalam kehidupan Anda, sehingga JANGAN SALAHKAN siapapun. Selama Anda mencari “kambing hitam” dari setiap permasalahan Anda, maka semakin beratlah Anda keluar dari permasalahan Anda. PERCAYALAH !
Nah sadarilah bahwa masalah itu memang layak dan pantas untuk Anda, lalu menyesallah sepenuhnya karena banyak hal yang Anda abaikan dalam kehidupan ini sehingga hadirlah masalah tersebut sebagai cermin dalam “pertobatan” Anda.
Kemudian, langkah kedua adalah “Memaafkan – Mengasihi”. Memaafkan bukanlah berarti kita tolelir terhadap semua kesalahan yang dilakukan oleh diri sendiri atau orang-orang di sekitar kita. Tapi memaafkan adalah sebuah kondisi melepaskan keterikatan dari rasa kecewa atas kesalahan yang kita lakukan atau orang lain lakukan.
Memaafkan itu penting sebagaimana pentingnya bersikap tegas dan saling menasehati dalam hal menegakkan kebenaran. Jika Anda enggan memaafkan berarti Anda sedang menanam dan mengundang berbagai kesulitan di dalam kehidupan Anda. Memaafkan adalah mengeluarkan kotoran di dalam hati yang mana kotoran hati tersebut berpotensi menghambat etos kerja yang Anda miliki. Bahkan, bukan hanya memaafkan, kalau mampu Anda mengasihi setiap orang yang telah menzalimi Anda. Dalam ketegasan Anda, Anda hadirkan sikap kasih sayang yang tulus, bukan sikap kebencian dan kedengkian. Sebab, ketahuilah bahwa setiap kebencian dan kedengkian yang bersemi di dalam dada Anda akan berkontribusi secara dahsyat untuk kegagalan setiap usaha yang anda lakukan.
Selanjutnya, langkah ketiga membangun keikhlasan adalah “Melepaskan-Memisahkan-Teknik Satu Jengkal”. Maksudnya adalah bahwa Anda mampu memisahkan keberadaan Anda dan masalah Anda. Jangan pernah samakan diri Anda dengan masalah Anda. Anda adalah Anda dan Masalah adalah masalah. Pisahkan dan lepaskan segera diri Anda dari Masalah Anda, karena dengan kesuksesan Anda melakukan proses pemisahan tersebut maka Anda membuka jalan bagi terlepasnya masalah tersebut secara sejati dari kehidupan Anda. Sadarilah, jika seorang gadis menggoreng tempe dan lalu tempenya gosong, maka yang gosong adalah tempenya, dan bukan gadisnya.
Lakukanlah teknik satu jengkal, yakni beri jarak satu jengkal dari hati Anda atas setiap masalah yang Anda miliki. Sehingga Anda tetap bisa menangani masalah yang ada tanpa harus merasa terbebani dengan hadirnya masalah Anda tersebut. Cobalah.
Kemudian lakukan proses TAWAKKAL yaitu menyerahkan dan mempercayakan segalah urusan yang ada kepada ALLAH SWT sehingga hati ini menjadi tenang, tentram, dan damai dalam menikmati proses menuju solusi yang indah dalam berbagai ikhtiar yang sejati.
Setelah itu, perbanyaklah beristighfar, baik dilafadzkan atau di dalam hati, sebab dengan washilah istighfar “minta ampun” maka akan memperlancar setiap urusan yang ada. Dan jangan lupa untuk tetap beribadah dengan khusyu kepada Allah atas setiap praktek ritual ibadah yang Anda lakukan.
Selanjutnya berdo’alah kepada Allah dengan sepenuh keyakinan dan lakukan proses memberi-memberi-memberi. Membantu-membantu-membantu. Ikhtiar-Ikhtiar-Ikhtiar. Dan nikmati proses setiap detik dari ikhtiar Anda, nikmati dengan senjata sabar dan syukur, dan lalu serahkan secara sempurna keikhlasan Anda ini kepada Allah SWT.
Syahwat, Hati, dan Otak
Syahwat itu letaknya di Perut dan di bawah Perut. Sedangkan Otak letaknya di kepala, dan Hati letaknya di antara Otak dan Syahwat.
Di sinilah pentingnya peran hati, ia berada di tengah-tengah antara Otak dan Syahwat, sehingga Hati berperan sebagai penyeimbang antara Otak dan Syahwat. Dan Otak di simpen di atas itu biar bisa memimpin Syahwat yang sukanya berproyeksi kemana-mana. Jadi, Otak berpikir bukan berdasarkan kehendak syahwat, melainkan syahwat aktif berdasarkan kehendak dari sang Otak yang sudah dibersihkan dalam ruku' dan sujud-sujud yang panjang.
Kenapa perlu ruku' dan sujud? Ketahuilah bahwa sejatinya Imam utama itu adalah Hati, yang diwakili oleh kinerja Qolbu dan Fuad. Dan Hati yang baik itu berimam kepada Ruh dan Wahyu dari Allah SWT. Ketika kita Ruku' maka Syahwat, Hati, dan Otak berada dalam posisi SEJAJAR, sehingga saat itulah terjadi proses BALANCING di kehidupan kita. Dan ketika bersujud, maka Otak yang biasanya berada di atas tengah "mentawadhukan" dirinya sepenuhnya kepada Allah untuk rela berada di bawah menempel dengan bumi, sehingga Sang Syahwat (Perut, Kelamin, dan Pantat) lah yang berada di atas ketika kita sedang bersujud, sedangkan Hati sebagai pusat Thowaf tetap berada di tengah menjadi penengah yang bijak.
....
Itu sebabnya kita tidak boleh meremehkan RUKU dan SUJUD ini. Bahkan Rasulullah saw pernah bersabda, “Pencuri yang paling buruk adalah yg mencuri dalam shalatnya.”Para sahabat bertanya apakah yg dimaksud dgn mencuri dalam shalat. Dijawabnya, “Yaitu orang yang tdk menyempurnakan ruku dan sujud dalam shalatnya.” (HR.adDarami–atTarghib)
Artinya kita tidak boleh juga menjadi orang yang ANTI SYAHWAT dan mendewa-dewakan logika. Termasuk juga tidaklah boleh kita mendewa-dewa kan Hati, semua ada TAKARANNYA. Misalkan, mentang-mentang merasa dekat kepada Allah lalu kita pun jadi tidak hobi lagi berhubungan sex dengan istri dan kita pun menjadi pecandu puasa yang ekstrim. Mentang-mentang dekat kepada Allah maka kita pun menjadi malas mencari ilmu dan dunia. Ingatlah, ada saatnya kita pakai logika dan ada saatnya kita menggunakan syahwat, dan yang terpenting adalah : HATI tetap di tengah menjaga keseimbangan hidup kita. Dengan demikian, jadikanlah hati sebagai pusat rasa kita ketika kita beribadah kepada Allah SWT dan di saat kita menjalani hidup yang fana ini.
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai HATI, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (di kepala mereka yang bersinergi dengan otak, tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (di kepala mereka yang bersinergi dengan otak, tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak (yang hampir selalu berorientasi pada syahwat), bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (Q.S. 7 : 179).
Di sinilah pentingnya peran hati, ia berada di tengah-tengah antara Otak dan Syahwat, sehingga Hati berperan sebagai penyeimbang antara Otak dan Syahwat. Dan Otak di simpen di atas itu biar bisa memimpin Syahwat yang sukanya berproyeksi kemana-mana. Jadi, Otak berpikir bukan berdasarkan kehendak syahwat, melainkan syahwat aktif berdasarkan kehendak dari sang Otak yang sudah dibersihkan dalam ruku' dan sujud-sujud yang panjang.
Kenapa perlu ruku' dan sujud? Ketahuilah bahwa sejatinya Imam utama itu adalah Hati, yang diwakili oleh kinerja Qolbu dan Fuad. Dan Hati yang baik itu berimam kepada Ruh dan Wahyu dari Allah SWT. Ketika kita Ruku' maka Syahwat, Hati, dan Otak berada dalam posisi SEJAJAR, sehingga saat itulah terjadi proses BALANCING di kehidupan kita. Dan ketika bersujud, maka Otak yang biasanya berada di atas tengah "mentawadhukan" dirinya sepenuhnya kepada Allah untuk rela berada di bawah menempel dengan bumi, sehingga Sang Syahwat (Perut, Kelamin, dan Pantat) lah yang berada di atas ketika kita sedang bersujud, sedangkan Hati sebagai pusat Thowaf tetap berada di tengah menjadi penengah yang bijak.
....
Itu sebabnya kita tidak boleh meremehkan RUKU dan SUJUD ini. Bahkan Rasulullah saw pernah bersabda, “Pencuri yang paling buruk adalah yg mencuri dalam shalatnya.”Para sahabat bertanya apakah yg dimaksud dgn mencuri dalam shalat. Dijawabnya, “Yaitu orang yang tdk menyempurnakan ruku dan sujud dalam shalatnya.” (HR.adDarami–atTarghib)
Artinya kita tidak boleh juga menjadi orang yang ANTI SYAHWAT dan mendewa-dewakan logika. Termasuk juga tidaklah boleh kita mendewa-dewa kan Hati, semua ada TAKARANNYA. Misalkan, mentang-mentang merasa dekat kepada Allah lalu kita pun jadi tidak hobi lagi berhubungan sex dengan istri dan kita pun menjadi pecandu puasa yang ekstrim. Mentang-mentang dekat kepada Allah maka kita pun menjadi malas mencari ilmu dan dunia. Ingatlah, ada saatnya kita pakai logika dan ada saatnya kita menggunakan syahwat, dan yang terpenting adalah : HATI tetap di tengah menjaga keseimbangan hidup kita. Dengan demikian, jadikanlah hati sebagai pusat rasa kita ketika kita beribadah kepada Allah SWT dan di saat kita menjalani hidup yang fana ini.
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai HATI, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (di kepala mereka yang bersinergi dengan otak, tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (di kepala mereka yang bersinergi dengan otak, tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak (yang hampir selalu berorientasi pada syahwat), bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (Q.S. 7 : 179).
Mensyukuri nikmat dan menikmati syukur
Fungsi utama dari bersyukur adalah agar kita betul-betul merasa tenang, bahagia, dan sukses dikarenakan Allah telah memberikan kenikmatan yang luar bidahsyat dalam kehidupan kita.
Orang yang besyukur hatinya lapang, wajahnya cerah, pikirannya terbuka, motivasinya tinggi, ibadahnya khusyu, hidupnya banyak memberikan inspirasi bagi dirinya dan semesta di sekitarnya.
Kalaulah kita hari ini mengaku sudah bersyukur tapi masih sering stress, mudah marah, cepat khawatir, takut kehilangan, dan perasaan negatif lainnya, berarti TEKNIK BERSYUKUR kita masih perlu diperbaiki. Katanya sudah bersyukur, lha kok masih stress saban hari? :D
Bukankah di Al-Quran dikatakan "Kalau kalian bersyukur pasti akan Aku tambah nikmat bagi kalian, kalau kalian kufur (tidak bersyukur) maka azabKU sangatlah pedih". Dan, lambang dari azab yang pedih itu adalah hadirnya stress yang istiqomah dalam kehidupan kita....
Nah, apa betul kita ini sudah bersyukur?
Kalau sudah bersyukur, lalu kenapa masih sering stress?
Contoh, kita mendapatkan sebuah proyek yang kita anggap nilainya 10 juta, tapi ternyata setelah proyek itu selesai kita hanya mendapatkan uang senilai 3 juta. Lalu kita berusaha untuk bersyukur dengan kalimat "Alhamdulillaaah, masih dapet 3 juta, masih untung ada proyek.. alhamdulillah deh" ... tapi ternyata hati kita belum tentu bersyukur sesuai dengan ucapan yang kita katakan. Hati kita masih saja bertanya dan kesal "kenapa hanya 3 juta? apa salah saya?". Nah, inilah salah satu kesalahan bersyukur... Bersyukur itu seharusnya nikmat sehingga menambah kenikmatan yang ada. Istilahnya : Mensyukuri nikmat dengan cara menikmati syukur itu sendiri...
Contoh lain, misalnya Anda pada faktanya memiliki rumah yang kecil dan sempit, lalu Anda bersyukur dalam kalimat, "Ya Allah, terimakasih atas rumah yang telah engkau berikan ini, walau sempit dan pengap, saya tetap bersyukur". Nah, apakah setelah Anda mengucapkan rasa syukur itu hati Anda menjadi lapang?
Ternyata, KUNCI dari mensyukuri nikmat adalah menikmati syukur.
Nikmat itu tidak harus dikaitkan dengan fakta yang ada, tapi kenikmatan sejati bisa melampaui sang fakta. Fakta itu terbatas, sedangkan nikmat itu tak terbatas.
Fa biayyi aalaa-i robbikumaa tukadz-dzibaan?
Nikmat dari Rabmu yang mana lagikah yang kalian dustakan?
Kalau faktanya rumah kita kecil, maka lampauilah fakta itu, dan bersyukurlah, "Ya Allah, terimakasih atas rumah yang besar, bertingkat, luas, dan indah ini".
Bukankah fakta itu di luar, sedangkan persepsi itu di dalam? Bukankah persepsi lebih penting dari pada fakta yang menipu? Bukankah dunia ini kesenangan yang menipu? Bukankah yang di dalam itu realita dan yang di luar itu hanya ilusi? Bukankah yang kelak Anda pertanggungjawabkan di hadapan Allah adalah apa yang ada di dalam diri Anda dan bukan apa yang ada di luar diri Anda?
Sahabatku, Ketika kita sedang melatih Pikiran dan Perasaan dalam bersyukur yang berkualitas nikmat, maka tak perlu heran jika setiap hari latihan bersyukur yang dilakukan sepertinya semakin tidak mudah. Sebab dibenturkan oleh berbagai fakta yang sulit untuk disyukuri.
Itu sebabnya, teruslah tetap dalam awareness yang dalam. Dan tetaplah bersyukur dalam sikap yang "melampaui fakta" yang ada, walaupun fakta yang hadir sangat tidak indah atau bahkan sudah begitu sangat indahnya.
Jangan batasi diri kita dalam fakta indrawi, sebab semua keindahan dan kesulitan dunia adalah fana.
So, tidak perlu menunggu nikmat baru bersyukur, tapi bersyukurlah senantiasa maka ALLAH akan menambahkan nikmat itu pada diri kita.
Mari luaskan persepsi Anda, positifkan persepsi Anda, maka Anda akan betul-betul menikmati yang namanya bersyukur. Tenggelam dalam kenikmatan syukur kepada-Nya...
"Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (Q.S. 57:20)
KEAJAIBAN "Senang atas Suksesnya Orang Lain"
Terapi Pelebur Iri Dengki, maka Anda perlu pahami dulu TIGA hukum dasar terapi yang digunakan, yaitu PERTAMA hukum PENGAMATAN, KEDUA hukum KESATUAN, dan yang KETIGA hukum MAGNET Perasaan.
Hukum Pengamatan
Secara Hukum Kuantum, maka "Yang Diamati" akan berubah jika "Diamati". Sang Pengamat hanya akan memproyeksikan keyakinannya atas apa yang diamati. Jika ia yakin bahwa yang diamatinya itu buruk, maka buruklah jadinya.
Itu sebabnya "Menerima, Memaafkan, Melepaskan, dan Menyerahkan pada Tuhan" akan membuat orang-orang yang... kita maafkan menjadi lebih baik, sebab kita tidak lagi berfokus mengamati mereka. Dan Tuhan telah mengurus mereka dengan sempurna.
Kalau hati kita sedang "jengkel" dan kita terus terfokus dan teringat kepada orang yang telah menjengkelkan kita, maka tak perlu heran bahwa orang tersebut akan terus menjengkelkan kita. Karena itulah keyakinan pengamatan kita.
Maka lepaskan pengamatan Anda kepada orang tersebut dengan mengakui sepenuh hati : "Ya Allah, saya terima, saya maafkan, saya lepaskan, dan saya serahkan kepada-Mu".
So, Jangan jadikan diri orang lain tetap buruk dalam pengamatan Anda.
Hukum Kesatuan
Dalam Kecerdasan Kesadaran Makro-cosmos, maka sesungguhnya kita adalah SATU. Berasal dari Yang Maha Satu, dan dibuat dari bahan dasar yang satu.
Satuan terkecil dari sisi materi yang hari ini diteliti adalah QUARK, ia lebih kecil dari partikel sub ATOM. Dan Quark saya dan Anda adalah sama. Quark semua yang ada di semesta ini adalah sama. Artinya bahan dasar kita SAMA.
Itu sebabnya, jika Anda turut senang akan kesuksesan orang yang ada di sekitar Anda, berarti Anda sedang meningkatkan kesuksesan pribadi Anda. Sebab dalam tataran Quark bahwa Anda di dia adalah SAMA. Tetapi jika Anda benci atas kesuksesan orang lain, maka sesungguhnya Anda sedang menghambat kesuksesan Anda sendiri.
Itu sebabnya penyakit SMS itu akan merugikan diri kita sendiri. SMS yang saya maksud adalah singkatan dari Senang Melihat Susahnya orang lain, dan Susah Melihat Senangnya orang lain.
Hukum Magnet Perasaan
Hukum ini menjelaskan bahwa apa yang Anda rasakan akan betul-betul menarik dan menguatkannya ke dalam kehidupan Anda. Misal, kalau Anda merasa bahwa Anda ini butuh uang, dan Anda hobi melatih perasaan membutuhkan uang, berarti Anda akan terus menjadi orang yang membutuhkan uang. Sedangkan membutuhkan uang sama dengan kekurangan uang. Dan kekurangan uang biasanya sama dengan miskin.
Maka berhati-hatilah dengan apa yang Anda rasakan, karena hal itu akan menjadi kenyataan baik dalam waktu singkat atau lambat laun. Cukup rasakan yang baik-baik dengan cara teruslah bersyukur atas apa yang ada dan atas apa yang Anda impikan. Bersyukur melampaui Fakta yang ada akan memperbaiki kualitas magnet perasaan Anda.
Terapi Pelebur Iri Dengki, disinlah KEAJAIBANnya
Nah itu sebabnya, jika Anda Orang Lain SUKSES maka janganlah IRI , DENGKI, JENGKEL dan lain sebagainya, tapi lakukanlah 3 tahap berikut berdassarkan penjelasan di atas. Yaitu :
1. Hukum Pengamatan. Kalau Anda mengamati dan menganggap bahwa mereka sukses karena main sogok dan tipu daya, maka tak heran jika Anda akan mendapatkan kabar yang menurut Anda HAQQUL YAQIN bahwa dia sukses karena melakukan hal-hal yang tidak baik. Padahal kenyataan aslinya belum tentu demikian.
2. Hukum Kesatuan. Anda dan dia dari sisi quantum partikel terkecil semesta adalah sama. Sehingga jika Anda kesal dengan kesuksesan orang lain maka hidup dan karir Anda akan semakin mengecewakan Anda. Itu sebabnya Anda wajib berbahagia atas kesuksesan orang lain dan berprasangka baik kepadanya, maka hal itu akan menarik banyak kepositifan dalam kehidupan Anda.
3. Hukum Magnet Perasaan, disinlah akhirnya dimainkan apa yang Anda rasakan. Ketika Anda bahagia dengan kesuksesan orang lain, berarti Anda sedang menarik banyak kebahagiaan lainnya dalam kehidupan Anda.
sumber : cahayasemesta
Hukum Pengamatan
Secara Hukum Kuantum, maka "Yang Diamati" akan berubah jika "Diamati". Sang Pengamat hanya akan memproyeksikan keyakinannya atas apa yang diamati. Jika ia yakin bahwa yang diamatinya itu buruk, maka buruklah jadinya.
Itu sebabnya "Menerima, Memaafkan, Melepaskan, dan Menyerahkan pada Tuhan" akan membuat orang-orang yang... kita maafkan menjadi lebih baik, sebab kita tidak lagi berfokus mengamati mereka. Dan Tuhan telah mengurus mereka dengan sempurna.
Kalau hati kita sedang "jengkel" dan kita terus terfokus dan teringat kepada orang yang telah menjengkelkan kita, maka tak perlu heran bahwa orang tersebut akan terus menjengkelkan kita. Karena itulah keyakinan pengamatan kita.
Maka lepaskan pengamatan Anda kepada orang tersebut dengan mengakui sepenuh hati : "Ya Allah, saya terima, saya maafkan, saya lepaskan, dan saya serahkan kepada-Mu".
So, Jangan jadikan diri orang lain tetap buruk dalam pengamatan Anda.
Hukum Kesatuan
Dalam Kecerdasan Kesadaran Makro-cosmos, maka sesungguhnya kita adalah SATU. Berasal dari Yang Maha Satu, dan dibuat dari bahan dasar yang satu.
Satuan terkecil dari sisi materi yang hari ini diteliti adalah QUARK, ia lebih kecil dari partikel sub ATOM. Dan Quark saya dan Anda adalah sama. Quark semua yang ada di semesta ini adalah sama. Artinya bahan dasar kita SAMA.
Itu sebabnya, jika Anda turut senang akan kesuksesan orang yang ada di sekitar Anda, berarti Anda sedang meningkatkan kesuksesan pribadi Anda. Sebab dalam tataran Quark bahwa Anda di dia adalah SAMA. Tetapi jika Anda benci atas kesuksesan orang lain, maka sesungguhnya Anda sedang menghambat kesuksesan Anda sendiri.
Itu sebabnya penyakit SMS itu akan merugikan diri kita sendiri. SMS yang saya maksud adalah singkatan dari Senang Melihat Susahnya orang lain, dan Susah Melihat Senangnya orang lain.
Hukum Magnet Perasaan
Hukum ini menjelaskan bahwa apa yang Anda rasakan akan betul-betul menarik dan menguatkannya ke dalam kehidupan Anda. Misal, kalau Anda merasa bahwa Anda ini butuh uang, dan Anda hobi melatih perasaan membutuhkan uang, berarti Anda akan terus menjadi orang yang membutuhkan uang. Sedangkan membutuhkan uang sama dengan kekurangan uang. Dan kekurangan uang biasanya sama dengan miskin.
Maka berhati-hatilah dengan apa yang Anda rasakan, karena hal itu akan menjadi kenyataan baik dalam waktu singkat atau lambat laun. Cukup rasakan yang baik-baik dengan cara teruslah bersyukur atas apa yang ada dan atas apa yang Anda impikan. Bersyukur melampaui Fakta yang ada akan memperbaiki kualitas magnet perasaan Anda.
Terapi Pelebur Iri Dengki, disinlah KEAJAIBANnya
Nah itu sebabnya, jika Anda Orang Lain SUKSES maka janganlah IRI , DENGKI, JENGKEL dan lain sebagainya, tapi lakukanlah 3 tahap berikut berdassarkan penjelasan di atas. Yaitu :
1. Hukum Pengamatan. Kalau Anda mengamati dan menganggap bahwa mereka sukses karena main sogok dan tipu daya, maka tak heran jika Anda akan mendapatkan kabar yang menurut Anda HAQQUL YAQIN bahwa dia sukses karena melakukan hal-hal yang tidak baik. Padahal kenyataan aslinya belum tentu demikian.
2. Hukum Kesatuan. Anda dan dia dari sisi quantum partikel terkecil semesta adalah sama. Sehingga jika Anda kesal dengan kesuksesan orang lain maka hidup dan karir Anda akan semakin mengecewakan Anda. Itu sebabnya Anda wajib berbahagia atas kesuksesan orang lain dan berprasangka baik kepadanya, maka hal itu akan menarik banyak kepositifan dalam kehidupan Anda.
3. Hukum Magnet Perasaan, disinlah akhirnya dimainkan apa yang Anda rasakan. Ketika Anda bahagia dengan kesuksesan orang lain, berarti Anda sedang menarik banyak kebahagiaan lainnya dalam kehidupan Anda.
sumber : cahayasemesta
Ketika Rok Mini Mengubah Dunia
Dunia Anda adalah apa yang Anda amati. Dan tanggung jawab Anda kepada Allah adalah beradasarkan informasi yang Anda terima tentang dunia ini dari apa yang Anda amati. Jika Anda hobi mengamati Rok mini dan sekitarnya maka itulah tanggung jawab Anda kelak.
BIASANYA, ada dua hal yang bisa kita lakukan terhadap kasus rok mini, hot pen, dan sejenisnya ini : 1. Anda PAKSA orang lain untuk tidak lagi menggunakan rok mini, hot pen dan kawan-kawan lalu MEMERINTAHKANnya menutup aurat. 2. Anda PAKSA diri Anda untuk tidak mengamati rok mini dan sekitarnya dan berusaha menikmati yang halal yang ada di sekitarnya.
Ketahuilah bahwa sesungguhnya Anda adalah peran utama dalam kehidupan Anda. Dalam dunia ini tidak ada peran pembantu, semua adalah pemain utama dalam dunianya masing-masing. Yakni, dunia hasil pengamatannya masing-masing. Anda tidak bisa mengubah peran orang lain, tapi Anda bisa memilih peran yang Anda sukai dan butuhkan untuk keselamatan Anda di dunia dan akhirat.
Dengan demikian, jika ada 6 milyar manusia saat ini, berarti ada 6 milyar pengamatan, sehingga ada 6 milyar dunia dengan 6 milyar pemeran utama. Itu sebabnya, setiap kita akan bertanggung jawab atas dunia yang kita bangun dalam pengamatan kita.
Anda tidak disuruh-NYA mengubah dunia orang lain, tapi ANDA BUTUH mengubah dunia Anda sendiri. Perintah "Saling-Menasehati" dari-Nya adalah untuk mengubah diri sendiri, dan biarkanlah DIA mengubah orang yang Anda beri nasehat. Anda tidak punya HAK apapun untuk mengubah dunia, apalagi KEWAJIBAN. Hak dan Kewajiban Anda adalah : Beriman, beramal, memberi contoh, dan saling menasehati.
Perhatikanlah, sudah dari "sononya" bahwa dalam sebuah MAWAR ada BUNGA dan ada DURI. Dan, Anda tidak perlu sibuk MENGHILANGKAN duri yang ada. Anda cukup mengamati, memandang, dan menikmati BUNGA-nya, dan petiklah dalam keperluan Anda.
Hidup ini INDAH, jika diri Anda mampu membersihkan jiwa Anda dari menerima informasi yang kurang indah dan tidak perlu. Dan, DURI itu memang kurang indah, tapi ia perlu ada sebagai ujian bagi yang bersinergi dengan mawar dan sebagai pelindung bagi sang bunga. Bukankah bunga tanpa duri akan lebih mudah dirusak oleh makhluk-makluk yang merusak?
Nah, dalam hukum "Magnet Perasaan", selama Anda masih menyukai rok mini dan apa yang tersembunyi di dalamnya maka tak perlu heran bahwa Anda akan mudah "mengamati" kondisi yang demikian dalam dunia Anda. Dan Jika hati Anda pun KESAL kepada para "mini rocker" tersebut, maka Anda pun akan sering "mengamatinya". Itu sebabnya, yang terpenting bukanlah apa yang terjadi pada dunia orang lain, tapi yang perlu kita benahi adalah apa yang terjadi dalam dunia kita, pikiran dan perasaan kita, jiwa kita.
Dengan demikian, kesimpulan tentang kasus rock mini ini ada di tangan Anda masing-masing, dan setiap insan akan bertanggung jawab atas kesimpulannya itu di hadapan YANG MAHA PENYIMPUL SEGALA SESUATU.
sumber : cahayasemesta
BIASANYA, ada dua hal yang bisa kita lakukan terhadap kasus rok mini, hot pen, dan sejenisnya ini : 1. Anda PAKSA orang lain untuk tidak lagi menggunakan rok mini, hot pen dan kawan-kawan lalu MEMERINTAHKANnya menutup aurat. 2. Anda PAKSA diri Anda untuk tidak mengamati rok mini dan sekitarnya dan berusaha menikmati yang halal yang ada di sekitarnya.
Ketahuilah bahwa sesungguhnya Anda adalah peran utama dalam kehidupan Anda. Dalam dunia ini tidak ada peran pembantu, semua adalah pemain utama dalam dunianya masing-masing. Yakni, dunia hasil pengamatannya masing-masing. Anda tidak bisa mengubah peran orang lain, tapi Anda bisa memilih peran yang Anda sukai dan butuhkan untuk keselamatan Anda di dunia dan akhirat.
Dengan demikian, jika ada 6 milyar manusia saat ini, berarti ada 6 milyar pengamatan, sehingga ada 6 milyar dunia dengan 6 milyar pemeran utama. Itu sebabnya, setiap kita akan bertanggung jawab atas dunia yang kita bangun dalam pengamatan kita.
Anda tidak disuruh-NYA mengubah dunia orang lain, tapi ANDA BUTUH mengubah dunia Anda sendiri. Perintah "Saling-Menasehati" dari-Nya adalah untuk mengubah diri sendiri, dan biarkanlah DIA mengubah orang yang Anda beri nasehat. Anda tidak punya HAK apapun untuk mengubah dunia, apalagi KEWAJIBAN. Hak dan Kewajiban Anda adalah : Beriman, beramal, memberi contoh, dan saling menasehati.
Perhatikanlah, sudah dari "sononya" bahwa dalam sebuah MAWAR ada BUNGA dan ada DURI. Dan, Anda tidak perlu sibuk MENGHILANGKAN duri yang ada. Anda cukup mengamati, memandang, dan menikmati BUNGA-nya, dan petiklah dalam keperluan Anda.
Hidup ini INDAH, jika diri Anda mampu membersihkan jiwa Anda dari menerima informasi yang kurang indah dan tidak perlu. Dan, DURI itu memang kurang indah, tapi ia perlu ada sebagai ujian bagi yang bersinergi dengan mawar dan sebagai pelindung bagi sang bunga. Bukankah bunga tanpa duri akan lebih mudah dirusak oleh makhluk-makluk yang merusak?
Nah, dalam hukum "Magnet Perasaan", selama Anda masih menyukai rok mini dan apa yang tersembunyi di dalamnya maka tak perlu heran bahwa Anda akan mudah "mengamati" kondisi yang demikian dalam dunia Anda. Dan Jika hati Anda pun KESAL kepada para "mini rocker" tersebut, maka Anda pun akan sering "mengamatinya". Itu sebabnya, yang terpenting bukanlah apa yang terjadi pada dunia orang lain, tapi yang perlu kita benahi adalah apa yang terjadi dalam dunia kita, pikiran dan perasaan kita, jiwa kita.
Dengan demikian, kesimpulan tentang kasus rock mini ini ada di tangan Anda masing-masing, dan setiap insan akan bertanggung jawab atas kesimpulannya itu di hadapan YANG MAHA PENYIMPUL SEGALA SESUATU.
sumber : cahayasemesta
Trik Memaafkan...........
Tahukah Anda, masalah apa yang paling sulit untuk diselesaikan? Yes, betul sekali, yaitu masalah yang "gak jelas" apa masalahnya.
Itu sebabnya proses memaafkan menjadi tidak berefek optimal bagi kesehatan jiwa kita ketika kita tak berani memperJELAS hal apa yang harus dimaafkan terkait : rasa sakitnya, pelakunya, peristiwanya, penyebabnya, waktu kejadiannya dan persepsi kita atas itu semua.
Oleh sebab itu, WAKTU yang paling TEPAT untuk MEMAAFKAN adalah tatkala kita SEDANG merasa DISAKITI. Karena pada saat kita sedang disakiti , biasanya semua hal tentang : rasa sakitnya, pelakunya, peristiwanya, penyebabnya, waktu kejadiannya dan persepsi kita atas itu semua ; masihlah SANGAT JELAS.
Ibarat orang BAB (Buang Air Berbentuk he he), maka saat paling tepat untuk BAB adalah ketika sangat JELAS rasa sakit di perut kita (mules).
Itu sebabnya sungguh mengherankan orang yang mengatakan "nantilah, setelah rasa sakit hati saya reda, maka baru saya akan memaafkannya". Karena pernyataan itu mirip dengan "nantilah, setelah mules saya reda, maka baru saya akan BAB". Hehe... Kotoran di perut dikeluarkan dengan cara BAB, sedangkan kotoran di hati dikeluarkan dengan cara MEMAAFKAN.
Nah, jika Peristiwa "menjengkelkan" itu telah terjadi di waktu yang lalu, maka perjelaslah terlebih dahulu semua hal yang terkait dengan peristiwa itu di waktu sekarang, lalu maafkanlah.
Coba lakukanlah simulasi ini : pegang dada Anda dengan tangan kanan Anda, tenangkan diri Anda, tarik nafas yang dalam perlahan lalu hembuskan dengan tenang. Kemudian hadirkan peristiwa menjengkelkan yang belum Anda maafkan, hadirkan pelakunya, hadirkan wajah si pelaku yang membuat Anda sebal, hadirkan waktu kejadiannya, rasakan dada Anda sangat sakit mengingat peristiwa itu, sungguh sakit sekali rasanya, Lalu katakanlah "Ya Allah, saya terima sepenuhnya rasa sakit ini, saya terima seutuhnya kejadian ini, saya akui saya banyak dosa sehingga saya pantas diperlakukan seperti ini, semoga ini bisa membersihkan jiwa saya. Saya maafkan dia, saya maafkan peristiwanya, saya maafkan diri saya yang kecewa dan jengkel karena peristiwa ini, saya lepaskan rasa sakit hati ini, dan saya serahkan semuanya kepadaMu. Dan ampunilah saya ya Allah karena saya telah begitu lama memendam rasa sakit hati ini".
Sedekah Mendatangkan Ampunan ALLAH swt..
PENGANTAR
Sedekah bisa mendatangkan ampunan Allah, menghapus dosa dan menutup kesalahan dan keburukan. Sedekah bisa mendatangkan ridha Allah, dan sedekah bisa mendatangkan kasih sayang dan bantuan Allah. Wuh, inilah sekian fadilah sedekah yang ditawarkan Allah bagi para pelakunya.
Sebagaimana kita ketahui, hidup kita jadi susah, lantaran memang
kita banyak betul dosanya. Dosa-dosa kita mengakibatkan kehidupan
kita menjadi tertutup dari Kasih Sayangnya Allah. Kesalahan-
kesalahan yang kita buat, baik terhadap Allah, maupun terhadap manusia, membuat kita terperangkap dalam lautan kesusahan yang sejatinya kita buat sendiri. Hidup kita pun banyak masalah. Lalu Allah datang menawarkan bantuan-Nya, menawarkan kasih sayang-Nya, menawarkan ridha-Nya terhadap ikhtiar kita, dan menawarkan ampunan-Nya. Tapi kepada siapa yang Allah bisa berikan ini semua? Kepada siapa yang mau bersedekah. Kepada yang mau membantu orang lain.
kepada yang mau peduli dan berbagi. Kita memang susah. Tapi pasti ada yang lebih susah. Kita memang sulit, tapi pasti ada yang lebih sulit. Kita memang sedih, tapi barangkali ada yang lebih sedih. Terhadap mereka inilah Allah minta kita memperhatikan jika ingin diperhatikan. Insya Allah, hari demi hari, saya akan menulis tentang sedekah, dan segala apa yang terkait dengan sedekah. Di website ini. Saudara yang melihat, Saudara yang membaca, Saudara yang bisa memetik hikmahnya, saya mempersilahkan membagi kepada sebanyak-banyaknya keluarga, kawan dan sahabat Saudara. Barangkali ada kebaikan bersama yang bisa diambil. Di website ini pula, Saudara akan bisa mengambil petikan hadits hari per hari dan ayat hari per hari, yang berkaitan dengan sedekah dan amaliyah terkait, dengan pembahasan singkatnya. Di pembahasan-pembahas an tentang sedekah, saya akan banyak mendorong diri saya dan saudara, untuk melakukan sedekah, dengan mengemukakan
fadilah-fadilah/ keutamaannya. Insya Allah pembahasan akan sampai kepada Ihsan, Mahabbah, Ikhlas dan Ridha Allah. Apa yang tertulis, adalah untuk memotivasi supaya tumbuh keringanan dalam berbagi,
kemauan dalam bersedekah. Sebab biar bagaimanapun, manusia adalah pedagang. Ia perlu dimotivasi untuk melakukan.
Akhirnya, mintalah doa kepada Allah, agar Allah terus menerus membukakan pintu ilmu, hikmah, taufiq dan hidayah-Nya hingga sampai kepada derajat "mukhlishiina lahuddien", derajat orang-orang yang
mengikhlaskan diri kepada Allah.
Matematika Dasar Sedekah
Apa yang kita lihat dari matematika di bawah ini?
10 – 1 = 19
Pertambahan ya? Bukan pengurangan?
Kenapa matematikanya begitu?
Matematika pengurangan darimana?
Koq ketika dikurangi, hasilnya malah lebih besar?
Kenapa bukan 10-1 = 9?
Inilah kiranya matematika sedekah. Dimana ketika kita memberi dari
apa yang kita punya, Allah justru akan mengembalikan lebih banyak
lagi. Matematika sedekah di atas, matematika sederhana yang diambil
dari QS. 6: 160, dimana Allah menjanjikan balasan 10x lipat bagi
mereka yang mau berbuat baik.
Jadi, ketika kita punya 10, lalu kita sedekahkan 1 di antara yang
sepuluh itu, maka hasil akhirnya, bukan 9. Melainkan 19. Sebab yang
satu yang kita keluarkan, dikembalikan Allah sepuluh kali lipat.
Hasil akhir, atau jumlah akhir, bagi mereka yang mau bersedekah,
tentu akan lebih banyak lagi, tergantung Kehendak Allah. Sebab Allah
juga menjanjikan balasan berkali-kali lipat lebih dari sekedar
sepuluh kali lipat. Dalam QS. 2: 261, Allah menjanjikan 700x lipat.
Tinggallah kita yang kemudian membuka mata, bahwa pengembalian Allah
itu bentuknya apa? Bukalah mata hati, dan kembangkan ke-
husnudzdzanan, atau positif thinking ke Allah. Bahwa Allah pasti
membalas dengan balasan yang pas buat kita.
Memberi Lebih Banyak, Menuai Lebih Banyak
Kita sudah belajar matematika dasar sedekah, dimana setiap kita
bersedekah Allah menjanjikan minimal pengembalian sepuluh kali lipat
(walaupun ada di ayat lain yg Allah menyatakan akan membayar 2x
lipat). Atas dasar ini pula, kita coba bermain-main dengan
matematika sedekah yang mengagumkan. Bahwa semakin banyak kita
bersedekah, ternyata betul Allah akan semakin banyak juga memberikan
gantinya, memberikan pengambalian dari-Nya.
Coba lihat ilustrasi matematika berikut ini:
Pada pembahasan yang lalu, kita belajar:
10 - 1 = 19
Maka, ketemulah ilustrasi matematika ini:
10 - 2= 28
10 - 3= 37
10 - 4= 46
10 - 5= 55
10 - 6= 64
10 - 7= 73
10 - 8= 82
10 - 9= 91
10 - 10= 100
Menarik bukan? Lihat hasil akhirnya? Semakin banyak dan semakin
banyak. Sekali lagi, semakin banyak bersedekah, semakin banyak
penggantian dari Allah.
Mudah-mudahan Allah senantiasa memudahkan kita untuk bersedekah,
meringankan langkah untuk bersedekah, dan membuat balasan Allah
tidak terhalang sebab dosa dan kesalahan kita.
Sebagaimana kita ketahui, hidup kita jadi susah, lantaran memang
kita banyak betul dosanya. Dosa-dosa kita mengakibatkan kehidupan
kita menjadi tertutup dari Kasih Sayangnya Allah. Kesalahan-
kesalahan yang kita buat, baik terhadap Allah, maupun terhadap
manusia, membuat kita terperangkap dalam lautan kesusahan yang
sejatinya kita buat sendiri. Hidup kita pun banyak masalah. Lalu
Allah datang menawarkan bantuan-Nya, menawarkan kasih sayang-Nya,
menawarkan ridha-Nya terhadap ikhtiar kita, dan menawarkan ampunan-
Nya. Tapi kepada siapa yang Allah bisa berikan ini semua? Kepada
siapa yang mau bersedekah. Kepada yang mau membantu orang lain.
kepada yang mau peduli dan berbagi.
Kita memang susah. Tapi pasti ada yang lebih susah. Kita memang
sulit, tapi pasti ada yang lebih sulit. Kita memang sedih, tapi
barangkali ada yang lebih sedih. Terhadap mereka inilah Allah minta
kita memperhatikan jika ingin diperhatikan
nsya Allah, hari demi hari, saya akan menulis tentang sedekah, dan
segala apa yang terkait dengan sedekah. Di website ini. Saudara yang
melihat, Saudara yang membaca, Saudara yang bisa memetik hikmahnya,
saya mempersilahkan membagi kepada sebanyak-banyaknya keluarga,
kawan dan sahabat Saudara. Barangkali ada kebaikan bersama yang bisa
diambil. Di website ini pula, Saudara akan bisa mengambil petikan
hadits hari per hari dan ayat hari per hari, yang berkaitan dengan
sedekah dan amaliyah terkait, dengan pembahasan singkatnya
Di pembahasan-pembahas an tentang sedekah, saya akan banyak mendorong
diri saya dan saudara, untuk melakukan sedekah, dengan mengemukakan
fadilah-fadilah/ keutamaannya. Insya Allah pembahasan akan sampai
kepada Ihsan, Mahabbah, Ikhlas dan Ridha Allah. Apa yang tertulis,
adalah untuk memotivasi supaya tumbuh keringanan dalam berbagi,
kemauan dalam bersedekah. Sebab biar bagaimanapun, manusia adalah
pedagang. Ia perlu dimotivasi untuk melakukan sebuah amal. Kepada
Allah juga semuanya berpulang
Akhirnya, mintalah doa kepada Allah, agar Allah terus menerus
membukakan pintu ilmu, hikmah, taufiq dan hidayah-Nya hingga sampai
kepada derajat "mukhlishiina lahuddien", derajat orang-orang yang
mengikhlaskan diri kepada Allah.
2.5 % Tidaklah Cukup
Saudaraku, barangkali sekarang ini zamannya minimalis. Sehingga ke
sedekah juga hitung-hitungannya jadi minimalis. Angka yang biasa
diangkat, 2,5%. Kita akan coba ilustrasikan, dengan perkalian
sepuluh kali lipat, bahwa sedekah minimalis itu tidak punya pengaruh
yang signifikan.
Contoh berikut ini, adalah contoh seorang karyawan yang punya gaji
1jt. Dia punya pengeluaran rutin sebesar 2jt. Kemudian dia
bersedekah 2,5% dari penghasilan yang 1jt itu. Maka kita dapat
perhitungannya sebagai berikut:
Sedekah: Sebesar 2,5%
2,5% dari 1.000.000 = 25.000
Maka, tercatat di atas kertas:
1.000.000 – 25.000 = 975.000
Tapi kita belajar, bahwa 975.000 bukan hasil akhir. Allah akan
mengembalikan lagi yang 2,5% yang dia keluarkan sebanyak sepuluh
kali lipat, atau sebesar 250.000. Sehingga dia bakal mendapatkan
rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak terduga) sebesar:
975.000 + 250.000 = 1.225.000
Lihat, "hasil akhir" dari perhitungan sedekah 2,5% dari 1jt, "hanya"
jadi Rp. 1.225.000,-. Masih jauh dari pengeluaran dia yang sebesar
Rp. 2jt. Boleh dibilang secara bercanda, bahwa jika dia
sedekahnya "hanya" 2,5%, dia masih akan keringetan untuk mencari
sisa 775.000 untuk menutupi kebutuhannya
Coba Jajal Sedekah 10 %
Saudara sudah belajar, bahwa sedekah 2,5% itu tidaklah cukup. Ketika
diterapkan dalam kasus seorang karyawan yang memiliki gaji 1jt dan
pengeluarannya 2jt, maka dia hanya mendapatkan pertambahan 250rb,
yang merupakan perkalian sedekah 2,5% dari 1jt, dikalikan sepuluh.
Sehingga "skor" akhir, pendapatan dia hanya berubah menjadi Rp.
1.225.000. Masih cukup jauh dari kebutuhan dia yang 2jt.
Sekarang kita coba terapkan ilustrasi berbeda. Ilustrasi sedekah 10%.
Sedekah: Sebesar 10%
10% dari 1.000.000 = 100.000
Maka, tercatat di atas kertas:
1.000.000 – 100.000 = 900.000
Kita lihat, memang kurangnya semakin banyak, dibandingkan dengan
kita bersedekah 2,5%. Tapi kita belajar, bahwa 900.000 itu bukanlah
hasil akhir. Allah akan mengembalikan lagi yang 2,5% yang dia
keluarkan sebanyak sepuluh kali lipat, atau dikembalikan sebesar
1.000.000. Sehingga dia bakal mendapatkan rizki min haitsu laa
yahtasib (rizki tak terduga) sebesar:
900.000 + 1.000.000 = 1.900.000
Dengan perhitungan ini, dia "berhasil" mengubah penghasilannya,
menjadi mendekati angka pengeluaran yang 2jt nya. Dia cukup butuh
100rb tambahan lagi, yang barangkali Allah yang akan menggenapkan
2.5 ITU CUKUP, KALAU ..
Setiap perbuatan, pasti ada balasannya. Dan satu hal yang saya
kagumi dari matematika Allah, bahwa Spiritual Values, ternyatab
selalu punya keterkaitan dengan Economic Values. Kita akan bahas
pelan-pelan sisi ini, sampe kepada pemahaman yang mengagumkan
tentang kebenaran janji Allah tentang perbuatan baik dan perbuatan
buruk.
Kita sedang membicarakan bahwa sedekah 2,5% itu tidaklah cukup.
Mestinya, begitu saya ajukan dalam tulisan terdahulu, sedekah kita,
haruslah minimal 10%. Dengan bersedekah 10%, insya Allah kebutuhan-
kebutuhan kita, yang memang kita hidup di dunia pasti punya
kebutuhan, akan tercukupi.
Dari ilustrasi di dua tulisan terdahulu, saya memaparkan bahwa
ketika seorang karyawan bersedekah 2,5% dari gajinya yang 1jt,
maka "pertambahannya" menjadi Rp. 1.225.000. Yakni didapat dari Rp.
975.000, sebagai uang tercatat setelah dipotong sedekah, ditambah
dengan pengembalian sepuluh kali lipat dari Allah dari 2,5% nya.
Bila sedekah 2,5% ini yang dia tempuh, sedangkan dia punya
pengeluaran 2jt, maka kekurangannya teramat jauh. Dia masih butuh
Rp. 775.000,-. Maka kemudian saya mengajukan agar kita bersedekah
jangan 2,5%, tapi lebihkan. Misalnya 10%.
Saudaraku, ada pernyataan menarik dari guru-guru sedekah, bahwa
katanya, sedekah kita yang 2,5% itu sebenarnya tetap akan mencukupi
kebutuhan-kebutuhan kita, di dunia ini, maupun kebutuhan yang lebih
hebat lagi di akhirat, kalau kita bagus dalam amaliyah lain selain
sedekah. Misalnya, bagus dalam mengerjakan shalat. Shalat dilakukan
selalu berjamaah. Shalat dilakukan dengan menambah sunnah-sunnahnya;
qabliyah ba'diyah, hajat, dhuha, tahajjud. Bagus juga dalam hubungan
dengan orang tua, dengan keluarga, dengan tetangga, dengan kawan
sekerja, kawan usaha. Terus, kita punya maksiat sedikit, keburukan
sedikit. Bila ini yang terjadi, maka insya Allah, cukuplah kita akan
segala hajat kita. Allah akan menambah poin demi poin dari apa yang
kita lakukan.
Hanya sayangnya, kita-kita ini justru orang yang sedikit beramal,
dan banyak maksiatnya. Jadilah kita orang-orang yang merugi. Skor
akhir yang sebenernya sudah bertambah, dengan sedekah 2,5% itu,
malah harus melorot, harus tekor, sebab kita tidak menjaga diri.
Perbuatan buruk kita, memakan perbuatan baik kita.
Tambahi terus amaliyah kita, dan kurangi terus maksiat kita
Kalikan Dari Target Supaya Beroleh Lebih
Saudaraku, ini menyambung tiga tulisan terdahulu. Kasusnya, tetap
sama: Seorang karyawan dengan gaji 1jt, yang punya pengeluaran 2jt.
Bila karyawan tersebut mau hidup tidak pas-pasan, dan mau dicukupkan
Allah, dia harus menjaga dirinya dari keburukan, dan terus memacu
dirinya dengan berbuat kebaikan dan kebaikan. Kemudian, lakukan
sedekah 10% bukan dari gajinya, melainkan dari pengeluarannya.
Kita lihat ya…
Sedekah 10% dari 2jt (bukan dari gajinya yang 1jt), maka akan
didapat angka sedekah sebesar Rp. 200rb. Gaji pokok sebesar 1jt,
dikurang 200rb, menjadi tinggal 800rb. Lihat, angka tercatatnya
tambah mengecil, menjadi tinggal 800.000.
Tapi di sinilah misteri sedekah yang ajaib. Yang 200rb yang
disedekahkan, akan dikembalikan sepuluh kali lipat oleh Allah, atau
menjadi 2jt. sehingga skor akhirnya bukan 800rb, melainkan 2,8jt.
Dengan perhitungan di atas, kebutuhannya yang 2jt, malah terlampaui.
Dia lebih 800rb. Subhanallah. Apalagi kalau kemudian dia betul-betul
mau memelihara diri dari maksiat dan dosa, dan mempertahankan
perbuatan baik, maka lompatan besar akan terjadi dalam hidupnya.
Sebuah perubahan besar, sungguh-sungguh akan terjadi. Baik kemuliaan
hidup, kejayaan, kekayaan, hingga keberkahan dan ketenangan hidup.
Sekali lagi, subhanallah.
Sedekah bisa mendatangkan ampunan Allah, menghapus dosa dan menutup kesalahan dan keburukan. Sedekah bisa mendatangkan ridha Allah, dan sedekah bisa mendatangkan kasih sayang dan bantuan Allah. Wuh, inilah sekian fadilah sedekah yang ditawarkan Allah bagi para pelakunya.
Sebagaimana kita ketahui, hidup kita jadi susah, lantaran memang
kita banyak betul dosanya. Dosa-dosa kita mengakibatkan kehidupan
kita menjadi tertutup dari Kasih Sayangnya Allah. Kesalahan-
kesalahan yang kita buat, baik terhadap Allah, maupun terhadap manusia, membuat kita terperangkap dalam lautan kesusahan yang sejatinya kita buat sendiri. Hidup kita pun banyak masalah. Lalu Allah datang menawarkan bantuan-Nya, menawarkan kasih sayang-Nya, menawarkan ridha-Nya terhadap ikhtiar kita, dan menawarkan ampunan-Nya. Tapi kepada siapa yang Allah bisa berikan ini semua? Kepada siapa yang mau bersedekah. Kepada yang mau membantu orang lain.
kepada yang mau peduli dan berbagi. Kita memang susah. Tapi pasti ada yang lebih susah. Kita memang sulit, tapi pasti ada yang lebih sulit. Kita memang sedih, tapi barangkali ada yang lebih sedih. Terhadap mereka inilah Allah minta kita memperhatikan jika ingin diperhatikan. Insya Allah, hari demi hari, saya akan menulis tentang sedekah, dan segala apa yang terkait dengan sedekah. Di website ini. Saudara yang melihat, Saudara yang membaca, Saudara yang bisa memetik hikmahnya, saya mempersilahkan membagi kepada sebanyak-banyaknya keluarga, kawan dan sahabat Saudara. Barangkali ada kebaikan bersama yang bisa diambil. Di website ini pula, Saudara akan bisa mengambil petikan hadits hari per hari dan ayat hari per hari, yang berkaitan dengan sedekah dan amaliyah terkait, dengan pembahasan singkatnya. Di pembahasan-pembahas an tentang sedekah, saya akan banyak mendorong diri saya dan saudara, untuk melakukan sedekah, dengan mengemukakan
fadilah-fadilah/ keutamaannya. Insya Allah pembahasan akan sampai kepada Ihsan, Mahabbah, Ikhlas dan Ridha Allah. Apa yang tertulis, adalah untuk memotivasi supaya tumbuh keringanan dalam berbagi,
kemauan dalam bersedekah. Sebab biar bagaimanapun, manusia adalah pedagang. Ia perlu dimotivasi untuk melakukan.
Akhirnya, mintalah doa kepada Allah, agar Allah terus menerus membukakan pintu ilmu, hikmah, taufiq dan hidayah-Nya hingga sampai kepada derajat "mukhlishiina lahuddien", derajat orang-orang yang
mengikhlaskan diri kepada Allah.
Matematika Dasar Sedekah
Apa yang kita lihat dari matematika di bawah ini?
10 – 1 = 19
Pertambahan ya? Bukan pengurangan?
Kenapa matematikanya begitu?
Matematika pengurangan darimana?
Koq ketika dikurangi, hasilnya malah lebih besar?
Kenapa bukan 10-1 = 9?
Inilah kiranya matematika sedekah. Dimana ketika kita memberi dari
apa yang kita punya, Allah justru akan mengembalikan lebih banyak
lagi. Matematika sedekah di atas, matematika sederhana yang diambil
dari QS. 6: 160, dimana Allah menjanjikan balasan 10x lipat bagi
mereka yang mau berbuat baik.
Jadi, ketika kita punya 10, lalu kita sedekahkan 1 di antara yang
sepuluh itu, maka hasil akhirnya, bukan 9. Melainkan 19. Sebab yang
satu yang kita keluarkan, dikembalikan Allah sepuluh kali lipat.
Hasil akhir, atau jumlah akhir, bagi mereka yang mau bersedekah,
tentu akan lebih banyak lagi, tergantung Kehendak Allah. Sebab Allah
juga menjanjikan balasan berkali-kali lipat lebih dari sekedar
sepuluh kali lipat. Dalam QS. 2: 261, Allah menjanjikan 700x lipat.
Tinggallah kita yang kemudian membuka mata, bahwa pengembalian Allah
itu bentuknya apa? Bukalah mata hati, dan kembangkan ke-
husnudzdzanan, atau positif thinking ke Allah. Bahwa Allah pasti
membalas dengan balasan yang pas buat kita.
Memberi Lebih Banyak, Menuai Lebih Banyak
Kita sudah belajar matematika dasar sedekah, dimana setiap kita
bersedekah Allah menjanjikan minimal pengembalian sepuluh kali lipat
(walaupun ada di ayat lain yg Allah menyatakan akan membayar 2x
lipat). Atas dasar ini pula, kita coba bermain-main dengan
matematika sedekah yang mengagumkan. Bahwa semakin banyak kita
bersedekah, ternyata betul Allah akan semakin banyak juga memberikan
gantinya, memberikan pengambalian dari-Nya.
Coba lihat ilustrasi matematika berikut ini:
Pada pembahasan yang lalu, kita belajar:
10 - 1 = 19
Maka, ketemulah ilustrasi matematika ini:
10 - 2= 28
10 - 3= 37
10 - 4= 46
10 - 5= 55
10 - 6= 64
10 - 7= 73
10 - 8= 82
10 - 9= 91
10 - 10= 100
Menarik bukan? Lihat hasil akhirnya? Semakin banyak dan semakin
banyak. Sekali lagi, semakin banyak bersedekah, semakin banyak
penggantian dari Allah.
Mudah-mudahan Allah senantiasa memudahkan kita untuk bersedekah,
meringankan langkah untuk bersedekah, dan membuat balasan Allah
tidak terhalang sebab dosa dan kesalahan kita.
Sebagaimana kita ketahui, hidup kita jadi susah, lantaran memang
kita banyak betul dosanya. Dosa-dosa kita mengakibatkan kehidupan
kita menjadi tertutup dari Kasih Sayangnya Allah. Kesalahan-
kesalahan yang kita buat, baik terhadap Allah, maupun terhadap
manusia, membuat kita terperangkap dalam lautan kesusahan yang
sejatinya kita buat sendiri. Hidup kita pun banyak masalah. Lalu
Allah datang menawarkan bantuan-Nya, menawarkan kasih sayang-Nya,
menawarkan ridha-Nya terhadap ikhtiar kita, dan menawarkan ampunan-
Nya. Tapi kepada siapa yang Allah bisa berikan ini semua? Kepada
siapa yang mau bersedekah. Kepada yang mau membantu orang lain.
kepada yang mau peduli dan berbagi.
Kita memang susah. Tapi pasti ada yang lebih susah. Kita memang
sulit, tapi pasti ada yang lebih sulit. Kita memang sedih, tapi
barangkali ada yang lebih sedih. Terhadap mereka inilah Allah minta
kita memperhatikan jika ingin diperhatikan
nsya Allah, hari demi hari, saya akan menulis tentang sedekah, dan
segala apa yang terkait dengan sedekah. Di website ini. Saudara yang
melihat, Saudara yang membaca, Saudara yang bisa memetik hikmahnya,
saya mempersilahkan membagi kepada sebanyak-banyaknya keluarga,
kawan dan sahabat Saudara. Barangkali ada kebaikan bersama yang bisa
diambil. Di website ini pula, Saudara akan bisa mengambil petikan
hadits hari per hari dan ayat hari per hari, yang berkaitan dengan
sedekah dan amaliyah terkait, dengan pembahasan singkatnya
Di pembahasan-pembahas an tentang sedekah, saya akan banyak mendorong
diri saya dan saudara, untuk melakukan sedekah, dengan mengemukakan
fadilah-fadilah/ keutamaannya. Insya Allah pembahasan akan sampai
kepada Ihsan, Mahabbah, Ikhlas dan Ridha Allah. Apa yang tertulis,
adalah untuk memotivasi supaya tumbuh keringanan dalam berbagi,
kemauan dalam bersedekah. Sebab biar bagaimanapun, manusia adalah
pedagang. Ia perlu dimotivasi untuk melakukan sebuah amal. Kepada
Allah juga semuanya berpulang
Akhirnya, mintalah doa kepada Allah, agar Allah terus menerus
membukakan pintu ilmu, hikmah, taufiq dan hidayah-Nya hingga sampai
kepada derajat "mukhlishiina lahuddien", derajat orang-orang yang
mengikhlaskan diri kepada Allah.
2.5 % Tidaklah Cukup
Saudaraku, barangkali sekarang ini zamannya minimalis. Sehingga ke
sedekah juga hitung-hitungannya jadi minimalis. Angka yang biasa
diangkat, 2,5%. Kita akan coba ilustrasikan, dengan perkalian
sepuluh kali lipat, bahwa sedekah minimalis itu tidak punya pengaruh
yang signifikan.
Contoh berikut ini, adalah contoh seorang karyawan yang punya gaji
1jt. Dia punya pengeluaran rutin sebesar 2jt. Kemudian dia
bersedekah 2,5% dari penghasilan yang 1jt itu. Maka kita dapat
perhitungannya sebagai berikut:
Sedekah: Sebesar 2,5%
2,5% dari 1.000.000 = 25.000
Maka, tercatat di atas kertas:
1.000.000 – 25.000 = 975.000
Tapi kita belajar, bahwa 975.000 bukan hasil akhir. Allah akan
mengembalikan lagi yang 2,5% yang dia keluarkan sebanyak sepuluh
kali lipat, atau sebesar 250.000. Sehingga dia bakal mendapatkan
rizki min haitsu laa yahtasib (rizki tak terduga) sebesar:
975.000 + 250.000 = 1.225.000
Lihat, "hasil akhir" dari perhitungan sedekah 2,5% dari 1jt, "hanya"
jadi Rp. 1.225.000,-. Masih jauh dari pengeluaran dia yang sebesar
Rp. 2jt. Boleh dibilang secara bercanda, bahwa jika dia
sedekahnya "hanya" 2,5%, dia masih akan keringetan untuk mencari
sisa 775.000 untuk menutupi kebutuhannya
Coba Jajal Sedekah 10 %
Saudara sudah belajar, bahwa sedekah 2,5% itu tidaklah cukup. Ketika
diterapkan dalam kasus seorang karyawan yang memiliki gaji 1jt dan
pengeluarannya 2jt, maka dia hanya mendapatkan pertambahan 250rb,
yang merupakan perkalian sedekah 2,5% dari 1jt, dikalikan sepuluh.
Sehingga "skor" akhir, pendapatan dia hanya berubah menjadi Rp.
1.225.000. Masih cukup jauh dari kebutuhan dia yang 2jt.
Sekarang kita coba terapkan ilustrasi berbeda. Ilustrasi sedekah 10%.
Sedekah: Sebesar 10%
10% dari 1.000.000 = 100.000
Maka, tercatat di atas kertas:
1.000.000 – 100.000 = 900.000
Kita lihat, memang kurangnya semakin banyak, dibandingkan dengan
kita bersedekah 2,5%. Tapi kita belajar, bahwa 900.000 itu bukanlah
hasil akhir. Allah akan mengembalikan lagi yang 2,5% yang dia
keluarkan sebanyak sepuluh kali lipat, atau dikembalikan sebesar
1.000.000. Sehingga dia bakal mendapatkan rizki min haitsu laa
yahtasib (rizki tak terduga) sebesar:
900.000 + 1.000.000 = 1.900.000
Dengan perhitungan ini, dia "berhasil" mengubah penghasilannya,
menjadi mendekati angka pengeluaran yang 2jt nya. Dia cukup butuh
100rb tambahan lagi, yang barangkali Allah yang akan menggenapkan
2.5 ITU CUKUP, KALAU ..
Setiap perbuatan, pasti ada balasannya. Dan satu hal yang saya
kagumi dari matematika Allah, bahwa Spiritual Values, ternyatab
selalu punya keterkaitan dengan Economic Values. Kita akan bahas
pelan-pelan sisi ini, sampe kepada pemahaman yang mengagumkan
tentang kebenaran janji Allah tentang perbuatan baik dan perbuatan
buruk.
Kita sedang membicarakan bahwa sedekah 2,5% itu tidaklah cukup.
Mestinya, begitu saya ajukan dalam tulisan terdahulu, sedekah kita,
haruslah minimal 10%. Dengan bersedekah 10%, insya Allah kebutuhan-
kebutuhan kita, yang memang kita hidup di dunia pasti punya
kebutuhan, akan tercukupi.
Dari ilustrasi di dua tulisan terdahulu, saya memaparkan bahwa
ketika seorang karyawan bersedekah 2,5% dari gajinya yang 1jt,
maka "pertambahannya" menjadi Rp. 1.225.000. Yakni didapat dari Rp.
975.000, sebagai uang tercatat setelah dipotong sedekah, ditambah
dengan pengembalian sepuluh kali lipat dari Allah dari 2,5% nya.
Bila sedekah 2,5% ini yang dia tempuh, sedangkan dia punya
pengeluaran 2jt, maka kekurangannya teramat jauh. Dia masih butuh
Rp. 775.000,-. Maka kemudian saya mengajukan agar kita bersedekah
jangan 2,5%, tapi lebihkan. Misalnya 10%.
Saudaraku, ada pernyataan menarik dari guru-guru sedekah, bahwa
katanya, sedekah kita yang 2,5% itu sebenarnya tetap akan mencukupi
kebutuhan-kebutuhan kita, di dunia ini, maupun kebutuhan yang lebih
hebat lagi di akhirat, kalau kita bagus dalam amaliyah lain selain
sedekah. Misalnya, bagus dalam mengerjakan shalat. Shalat dilakukan
selalu berjamaah. Shalat dilakukan dengan menambah sunnah-sunnahnya;
qabliyah ba'diyah, hajat, dhuha, tahajjud. Bagus juga dalam hubungan
dengan orang tua, dengan keluarga, dengan tetangga, dengan kawan
sekerja, kawan usaha. Terus, kita punya maksiat sedikit, keburukan
sedikit. Bila ini yang terjadi, maka insya Allah, cukuplah kita akan
segala hajat kita. Allah akan menambah poin demi poin dari apa yang
kita lakukan.
Hanya sayangnya, kita-kita ini justru orang yang sedikit beramal,
dan banyak maksiatnya. Jadilah kita orang-orang yang merugi. Skor
akhir yang sebenernya sudah bertambah, dengan sedekah 2,5% itu,
malah harus melorot, harus tekor, sebab kita tidak menjaga diri.
Perbuatan buruk kita, memakan perbuatan baik kita.
Tambahi terus amaliyah kita, dan kurangi terus maksiat kita
Kalikan Dari Target Supaya Beroleh Lebih
Saudaraku, ini menyambung tiga tulisan terdahulu. Kasusnya, tetap
sama: Seorang karyawan dengan gaji 1jt, yang punya pengeluaran 2jt.
Bila karyawan tersebut mau hidup tidak pas-pasan, dan mau dicukupkan
Allah, dia harus menjaga dirinya dari keburukan, dan terus memacu
dirinya dengan berbuat kebaikan dan kebaikan. Kemudian, lakukan
sedekah 10% bukan dari gajinya, melainkan dari pengeluarannya.
Kita lihat ya…
Sedekah 10% dari 2jt (bukan dari gajinya yang 1jt), maka akan
didapat angka sedekah sebesar Rp. 200rb. Gaji pokok sebesar 1jt,
dikurang 200rb, menjadi tinggal 800rb. Lihat, angka tercatatnya
tambah mengecil, menjadi tinggal 800.000.
Tapi di sinilah misteri sedekah yang ajaib. Yang 200rb yang
disedekahkan, akan dikembalikan sepuluh kali lipat oleh Allah, atau
menjadi 2jt. sehingga skor akhirnya bukan 800rb, melainkan 2,8jt.
Dengan perhitungan di atas, kebutuhannya yang 2jt, malah terlampaui.
Dia lebih 800rb. Subhanallah. Apalagi kalau kemudian dia betul-betul
mau memelihara diri dari maksiat dan dosa, dan mempertahankan
perbuatan baik, maka lompatan besar akan terjadi dalam hidupnya.
Sebuah perubahan besar, sungguh-sungguh akan terjadi. Baik kemuliaan
hidup, kejayaan, kekayaan, hingga keberkahan dan ketenangan hidup.
Sekali lagi, subhanallah.
Langganan:
Postingan (Atom)