Dalam motivasi awal untuk melakukan ikhtiar, semesta alam menganut hukum tarik menarik. Seseorang yang bermind set (do’a dalam programming pikiran, hati) positif, maka elemen positif pun akan berdatangan kepadanya. Mindset mencurangi, menjahati, menyakiti maka akan menarik elemen yang sama untuk berlaku sama sehingga dalam kehidupannya selalu dicurangi, dijahati, dan disakiti.
Mindset menyenangkan maka akan menarik semua elemen menyenangkan dalam kehidupan.
Mindset kemudahan, keberkahan rejeki yang tertanam dalam gelombang pikiran dan hati maka akan menarik kemudahan rejeki dalam kehidupannya.
Pola inilah yang mengapa agama mengajarkan untuk berbaik sangka daripada berburuk sangka.
Tuhan Maha Pengabul, apapun yang diminta tentu dikabulkan baik dari pola mindset (do’a) yang disadari atau tidak disadari.
Ada yang tidak disadari, sehingga menjadi permasalahan dan penderitaan kehidupan.
Ada pula yang tidak disadari menjadi keberuntungan dan kesuksesan kehidupan.
Banyak pula kisah nyata yang disadari mindset do’anya dikabulkan menjadi kaya, memiliki usaha, harta, namun dalam beberapa tahun kemudian, yang bersangkutan ambruk, hancur lebur hingga ke titik nol. Kembali tidak punya apa-apa seperti pertama kali dia tidak meminta itu kepada Tuhan. Kembali dari awal.
Ada rahasia apa, sehingga kembali ke titik nol. Apakah karena tidak ada dalam catatan dia di langit sana sebelum turun ke dunia? Ya bisa jadi, tidak ada dalam catatannya namun karena Tuhan Maha Pengabul, apapun yang diminta pasti dikabulkan. Namun permintaan yang tidak ada dalam catatan kehidupannya di langit sana, akan kembali mengikuti skenarioNya yang sudah tertulis. Kembali ke awal skenario.
Bagi yang sudah ambruk, hancur lebur, kembali ke titik nol dari awal, maka hanya ada solusi yaitu mengikuti catatanNya yang telah tertulis., yaitu ikhlas mengikuti kehendakNya, aturanNya.
Ikhlas adalah ilmu diam mengikuti gerak Tuhan yang sudah mengatur kehidupan dengan sebaik-baiknya. Diam, khusu’ mengikuti hukum sunatullah yang telah diaturNya di semesta alam. Diam dalam kekhusu’an, keheningan, maka akan merasakan bumi ini pun berputar pada porosnya sehingga kehidupan bumi terjadi. Namun tanpa diam khusu’, maka tidak akan pernah bisa merasakan bumi ini pun juga berputar.
Semua semesta alam ini pun berputar (thowaf), gerak berputar sehingga terjadi energi, kehidupan, namun tak nampak. Kehidupan di laut, tanah, tumbuhan, hewan, udara, langit, hingga gerak rejeki mengalir pun semuanya berputar (thowaf).. Juga gerak kehidupan dalam badan manusia, semuanya berputar.
Gerak berputar yang hanya bisa dipahami dirasakan bila mampu diam khusu’. Diam mengikuti gerak aturan Tuhan.
Diamnya seseorang yang mengikuti rahasia Tuhan bergerak mengatur semesta, tanpa disadari diamnya pun mendatangkan rejeki berkelimpahan, tercukupi, selamat, berkah.
Tidur pun dikirimi SMS diberi order, rejeki, bahkan hanya bersenda gurau bermindset positif pun diantarkan rejeki yang tak tersangka tak terduga.
Kenapa juga sibuk-sibuk memikirkan rejekimu, kehidupanmu sehingga dirimu merasa kepala pindah ke kaki, kaki pindah kepala, pontang panting berskenario hingga dirimu stress, depresi, berpenyakitan, beruntun dihujani masalah yang sesungguhnya semua itu dirimu sendiri memulainya?
Semua mahluk sudah diatur dengan sebaik-baiknya oleh Tuhan.
“Tuhan telah sibuk memikirkan dirimu, kenapa juga dirimu ikutan berpikir. Dirimu menggangu kerja Tuhan saja….”
Sebagaimana, orangtua sibuk memikirkan anaknya untuk masa depannya, mengatur semua kebutuhannya, namun anaknya berpikir lain sehingga menggangu kerja orangtua mengurusnya. Jadi berantakan semua, karena tidak satu frekuensi, tidak selaras.
Pada awalnya seorang hamba diperintahkan berikhtiar mengejar dunia dengan luarbiasa, namun ketika gagal kembali ke titik nol, Tuhan pun berkata: “kan Aku yang Maha Berkehendak, Maha Mengaturmu….., terserah Aku dong?”, begitulah kira-kira candaNya yang khas.
Ilmu Diam, ikhlas mengikuti aliran air, mengikuti gerak kerja Tuhan adalah ilmu Bodoh, Ummi yang selalu dalam bertindak selalu meminta petunjuk pada Tuihannya. Itulah hakikat Bismillah dalam setiap melakukan pekerjaan.
Ilmu Diam adalah ilmu marketing kehidupan yang hanya diam, mendenggar, menjalankan prospek rejeki yang datang padanya, lalu diterapkan manajemen selanjutnya, mengola bergerak memenuhi peluang yang datang tersebut.
Berkebalikan dengan ilmu Sales kehidupan yang selalu bergerak sendiri dengan skenarionya sendiri menciptakan produk dan kemudian berpikir keras bagaimana memasarkannya….bla-bla-bla.
Bagaimana memulai ilmu Diam dalam gerak aturan Tuhan?
Menurut agama, Tuhan akan marah kalau hambanya tidak meminta kepadaNya.
Maka mintalah kepadaNya: “nikmat Tuhan mana lagi yang hamba dustakan ya Tuhan”
“Hamba ikhlas dalam pengaturanMu, hamba ikhlas takdir kedepanku beserta seluruh rejekiku Engkau yang Mengatur ya Allah Tuhanku”.
“Berikanlah selalu petunjuk kepada hamba ini untuk melangkah setiap saat….”
Petunjuk Tuhan selalu nyata dari apapun yang datang kepada hambanya, bukan bisikan ghoib dan was-was. Semua selalu nyata.
Pasang kewaspadaan yang seringkali kita lupakan adanya petunjukNya.
PetunjukNya akan datang melalui manusia yang datang tanpa disadari menawarkan peluang rejeki, mengajak bertemu yang positif, undangan, ajakan seminar yang biasanya waktunya pun terbuka untuk itu. Tanpa halangan. Namun seringkali kita menolaknya seolah orang paling sibuk sedunia….karena mindset suka menolak.
Seringkali petunjukNya datang melalui orang yang meminta sedekah. Ujian awal.
Lapangkan hati, pasanglah mindset positif, selalu menerima peluang apapun.
Banyak peristiwa kemudian hari dengan menerima peluang, silaturahim, kerjasama positif, undangan, ajakan seminar, ajakan ketemuan, muncul rejeki tak terduga tak tersangka yang kelak menjadi mata air rejeki berkelimpahan.
Bagaimana bila banyak tawaran rejeki disaat (waktu) bersamaan bila mengikuti gerak diam dalam aturan Tuhan?
Bertanyalah kepadaNya kembali…tetap bodoh, ummi dengan sholat istiqoroh atau tafakuran diam meminta petunjuk.
Nol-kan pikiran, hindari dengan memulai prasangka….nol-kan, netralkan.
Aktifkan Qolbu, gunakan perasaan hati…
Mata hati akan semakin tajam mengenali bila selalu intropeksi atas seluruh kesalahan, emosi, kemarahan, kejelekan, kesombombongan yang terekam dalam ruang qolbu. Agama mengajarkan dengan Istighfar, tentu harus jelas apa yang mau dibersihkan.
Kelak akan merasakan kenyamanan pada satu pilihanNya ketika mengikuti semua ajakan peluang rejeki yang datang tersebut. Kenyamanan dalam pikiran, perasaan hingga qolbu-nya.
Kenyamanan adalah tanda gelombang frekuensi diri ini terkoneksi, menyatu, selaras, resonansi dengan frekuensi satu peluang rejeki itu. Itu tandanya rejeki yang selaras, yang kelak menjadi berkah selamat, menjadi mata air rejeki.
Jangan terjebak dalam hawa nafsu pikiran yang seringkali meledak-meledak karena rasa kepinginan. Netralkan tanpa prasangka, lepas dari keterikatan materi duniawi.
Tuhan sudah mengatur sebaik-baiknya. Semua adalah milik Tuhan. Besar kecil adalah milik Dia. Biarkan Dia bergerak mengatur hamba ini dengan pengaturanNya yang selamat. Kelak rejeki yang ditemui baik besar ataupun kecil akan demikian tentram, langgeng, berkah, dan memberikan kebahagiaan.
Seorang hamba cuma mengikuti saja…..
Besar kecil pun kelak apapun yang diterima adalah cuma senda gurauNya
Titipan besar kecil yang kelak pun semuanya akan kembali lagi kepadaNya.
sumber : mahakosmos.com
Bagaimana konsep ikhlas ktk kita dicurangi dan dirampas hak qt oleh senior qt?. Berasa tak rela dia memakai harta yg dirampasnya Dr qt dg konspirasi dan zalim. Bahkan ada keinginan dlm doa bharap dia hancur PD apa yg sdh dirampasnya Dr qt.
BalasHapus