Seperti halnya seorang sahabat, yang sudah didiagnosis kanker kronis yang seluruh dokter yang merawat maupun pengobatan alternative sudah menyatakan bahwa kesembuhan 80 persen atas kuasa Allah, kami hanya berusaha dengan ilmu pengobatan.
Sahabat ini karena sudah mengalami penderitaan sakit yang lama, dan tidak ada statement yang menjamin kesembuhan, dan bahkan beberapa yang menyampaikan sakitnya sulit sembuh, hanya Tuhan yang bisa memberikan keajaiban. Maka sang sahabat ini berada di titik ambang yang akhirnya berada pada situasi:
“Ya Tuhan, hamba sedang ditimpa penyakit yang demikian berat, tiada seorangpun manusia bisa menyembuhkan. Hamba ikhlas, pasrah. Jika Engkau memberiku kesembuhan, alhamdulillah…sembuhkan ya Allah. Namun jika tidak, ampuni segala dosa-dosa dan kekhilafan hamba selama ini kepada Engkau dan siapapun di dunia ini”
Inilah titik ambang yang menurut para ilmuwan di barat sana dinamakan memasuki zero point. Titik nol. Saya menyebutnya “masa bodoh pada dunia”. Sudah berada pada kenyataan ikhlas, sehingga lenyaplah rasa takutnya, cemasnya terhadap penyakit maupun apapun yang disayanginya di dunia ini. Sudah ikhlas, siap-siap untuk menghadap.
Disinilah titik kejaiban terjadi, secara hukum metafisik bahwa kenyataan ikhlas yang selaras antara ragawi, pikiran dan hatinya telah menjadikan dia terlempar ke frekuensi diri yang disebut Zero Point. Kita tahu bahwa gelombang pikiran terdiri dari gama, beta, alpha (8-12 Hz), teta (4-8 Hz) dan Delta (0,1 – 3,9 Hz).
Tuhan mengajarkan sholat tahajud di sepertiga malam terakhir adalah tanpa disadari kita diajari untuk berdiam di gelombang rendah. Bayangkan bangun tidur jam 3 pagi, suatu hal yang sangat sulit dikala gelombang pikiran berada di Delta (tidur lelap tanpa mimpi). Dibanding bangun tidur sebelum sepertiga malam terakhir sekitar jam 12 malam atau jam 1 malam saat masih berada di gelombang Teta (tidur lelap masih bermimpi) atau gelombang Alpa (tidur ayam alias melamun).
Makanya do’a apapun di saat tahajud sepertiga malam terakhir pasti dikabulkan.
Ketika seseorang sudah berserah melampaui rasa takutnya terhadap dunia, maka dia akan terlempar dari frekuensi gelombang duniawi….dan karena dia beserah kepada Tuhan, maka jiwa raganya terlempar dan memasuki ke gelombang diri yang paling dalam yaitu masuk ke frekuensi Ruh dalam diri.
Tuhan Dzat Yang Esa adalah Maha Memberi Pertolongan kepada siapapun hamba yang mengingatNya. Pertolongannya adalah melalui Ruh dalam diri setiap manusia. Ruh yang merupakan rahasia yang tidak seorangpun tahu mengenainya.
Dimensi yang memiliki keluarbiasaan Illahi yang memberikan apapun karakter pada manusia (jiwa dan raganya) termasuk sifat menyembuhkan, kecerdasan, kekuatan, keilmuan, hingga kekayaan apapun semua sudah diberikan oleh Tuhan.
Ketika seseorang sudah berserah ikhlas terlempar pada dimensi Ruh ini, maka tanpa disadari Tuhan mengabulkan apa yang ada dalam perasaan dan niatnya. Sahabat yang sudah ikhlas atas penyakit kronisnya, maka sifat Ruh yang menyembuhkan bekerja otomatis. Dan kagetlah dokter, maupun para terapis pengaobatan karena sel-sel kankernya mulai menyusut sendiri.
Sesungguhnya yang menyembuhkan itu adalah Tuhan melalui Ruhnya. Berawal dari niat dan keyakinannya untuk sembuh. Obat maupun cara hanyalah stimulus dan perantara. Banyak kasus, ketika seseorang sudah ikhlas dan yakin, saya tepuk sakitnya…semuanya kembali membaik. Yang menyembuhkan adalah karena sudah ikhlas memasuki dimensi Zero point.
Banyak kisah sahabat yang terkena penyakit kronis ataupun masalah kehidupan, karena hartanya dizholimi / dijahati oleh rekan bisnisnya dan dia ikhlas atas masalah tersebut. Hatinya sudah ikhlas, pikirannya sudah ikhlas, juga seluruh badan ini sudah ikhlas, plong…tentram gembira. Ditinggalkannya masalahnya, hartanya. Dan keajaiban muncul, penyakitnya yang bertahun-tahun tidak sembuh rupanya lenyap tanpa disadari. Masalah keuangan, harta yang dirampas, dan sudah diikhlaskan untuk mulai hidup baru……ternyata mendapat penggantian ditempat lain yang jauh lebih baik.
Ada sahabat yang tiba-tiba tanpa disadari menjadi berpikiran kreatif dan cerdas (genius) jauh berbeda dari karakter sebelumnya, ketika dia menghadapi situasi pelik…. keluar dari pekerjaan, uang simpanan tinggal beberapa lembar, saudara dan teman tiada yang memberikan bantuan, akhinrya dia terdampar dalam kesendirian…kesunyian..keheningan. Tanpa disadari dia memasuki titik zero point, karena sudah ikhlas berada pada situasi hanya Tuhan yang bisa menolongnya. Dalam perenungan yang lepas pemikiran itulah, muncul sendiri ide-ide baru dan kok ya paginya dia lakukan ide tersebut. Keajaiban muncul, ide itu memberi rejeki luarbiasa untuk modal bangkit kembali.
Atau pernahkah Anda ketika kepepet mengangkat sesuatu barang, tiada seoranpun yang menolong karena tiada yang bisa diminta pertolongan. Ketika berserah menyebut namaNya dan memasuki kenyataan ikhlas, tanpa disadari jiwanya memasuki zero point dan mampu mengangkat barang-barang yang berat dan menyusunnya. Kagetlah dia setelah selesai, kok bisa ya….
Banyak cerita ada sahabat yang akan mengalami musibah dan dia tahu kecelakaan ini tidak bisa dihindarkan, kemudian dia berserah total, siap-siap kembali kepada Tuhan, meminta ampun dalam dimensi ikhlas. Ketika kecelakaan terjadi, semuanya berantakan, namun dia selamat. Bahkan ada yang tidak kurang suatu apapun. Karena jiwa raganya terlempar dalam dimensi ikhlas memasuki dimensi gelombang lain.
Keajaiban yang terjadi karena menemui kenyataan ikhlas, dimana sudah berserah total kepada Illahi, dan sudah lenyap seluruh keraguan, kecemasan, ketakutan maupun rasa sayang terhadap duniawi. Hatinya sudah ikhlas, pikirannya sudah ikhlas dan seluruh anggota badanpun sudah menemui kenyataan ikhlas.
sumber : mahakosmos.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar